Buwas Ungkap Fakta Mafia di Balik Penyaluran BPNT

Buwas Ungkap Fakta Mafia di Balik Penyaluran BPNT
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Senin (23/9). Foto: Elfany Kurniawan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkap soal adanya mafia di balik penyaluran beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Menurut dia, negara merugi hingga triliunan rupiah karena perbuatan mafia tersebut.

“Ini berkaitan dengan temuan yang sempat saya sampaikan. Sekarang saya buktikan dan sudah saya laporkan ke Satgas Pangan Kepolisian,” ujar pria yang karib disapa Buwas di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Senin (23/9).

Buwas menerangkan, apa yang dia ungkapkan bukan isapan jempol belaka. Karena, Bulog telah bergerak ke lapangan untuk mencari fakta penyaluran BPNT yang sangat merugikan masyarakat dan negara.

“Saya sudah wawancara, ada videonya. Ini saya bekerja, untungnya saya bekas dari kepolisian, jadi tahu. Nanti biar kepolisian yang ungkap (mafia),” sambung Buwas.

Mantan Kabareskrim Polri ini menambahkan, total anggaran dari pemerintah untuk BPNT per tahun mencapai Rp 17 trilun hingga Rp 21 triliun. “Prediksi kami, hampir Rp 5 triliun yang disimpan dari sini, hampir sepertiganya,” tambah Buwas.

Buwas pun memaparkan, mafia di balik penyaluran BPNT ini mulai terusik setelah dirinya mengungkap adanya dugaan penyelewengan. Salah satu buktinya dengan munculnya video viral seolah-olah beras Bulog bau dan tidak baik.

“Bagi saya itu norak ya, mulai ketahuan mereka terusik karena ini uang besar triliunan rupiah,” cetus Buwas.

Ke depan, dia berharap Satgas Pangan Polri bisa bekerja dan membongkar dugaan mafia ini hingga ke akarnya, bahkan dia tak takut apabila ada oknum Bulog yang terlibat dan ditangkap. “Bagi saya, kalau pengkhianat ya harus dihabiskan,” tandas Buwas.(cuy/jpnn)

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkap soal adanya mafia di balik penyaluran beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News