Cabai Mahal, Pedagang Sambal Pecel Gigit Jari

Cabai Mahal, Pedagang Sambal Pecel Gigit Jari
Para pedagang rica atau cabai di Pasar Barito Bahari Berkesan, Ternate, Rabu (4/1). FOTO: Malut Post/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com -Harga cabai yang terus melonjak membuat pengusaha sambal pecel di Kabupaten Blitar, Jawa Timur mengeluh.

Para pengusaha tidak berani menaikkan harga jual, karena khawatir para konsumen akan lari.

Meski terus merugi karena biaya produksi terus membangkak, tapi para perajin tetap bertahan, dan berharap agar harga cabai segera turun.

Salah satu yang melakukan itu adalah pengusaha sambal pecel milik Supriyati (59), warga Desa Gleduk Kecamatan Sanan Kulon.


"Sejak harga cabai semakin mahal, omset penjualan menurun drastis," ujar Supriyati.

Bahkan omsetnya menurun hingga Rp 500 ribu per hari.

Untuk menyiasati agar usahanya tidak merugi, Supriyati terpaksa mengurangi jumlah cabai dalam masakan sambal pecelnya.

Jika awalnya dalam sehari menghabiskan 11 kilogram cabai, kini karena harga melambung, maka dikurangi hingga 9 kilogram.

Harga cabai yang terus melonjak membuat pengusaha sambal pecel di Kabupaten Blitar, Jawa Timur mengeluh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News