Cadangan Devisa Terendah sejak Januari 2017

Cadangan Devisa Terendah sejak Januari 2017
Uang dolar AS. Ilustrasi Foto: AFP

Prediksi tersebut sesuai dengan teori inverted yield curves, yaitu yield surat utang AS jangka panjang menurun, sedangkan yield jangka pendek naik. ’’Artinya, ekspektasi investor dalam jangka pendek khawatir adanya market crash dan lebih memilih membeli surat utang yang bertenor jangka panjang,’’ ulasnya.

Dalam negeri, lanjut Bhima, berbanding terbalik dengan yield treasury bond. Yield SBN 10 tahun terus mengalami kenaikan menjadi 8,69 persen. Yield yang naik di negara berkembang mencerminkan tingkat risiko berinvestasi semakin besar. Apalagi, Indonesia masuk fragile five atau lima negara paling rentan terpapar krisis.

Konsekuensinya, pelaku pasar masih melanjutkan flight to quality dan beralih ke aset yang lebih aman. Salah satunya greenback (dolar). ’’Indikator US dollar index berada pada level 95,3 atau naik 3,5 persen sejak awal 2018. Kenaikan dollar index jadi indikasi tren superdolar akan berlanjut hingga akhir tahun,’’ katanya. (ken/c19/fal)

 


Cadangan devisa Indonesia tergerus antara lain imbas upaya BI menstabilkan nilai tukar rupiah dengan cara melakukan intervensi ganda.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News