Calon Istri Khashoggi Tolak Undangan Trump

jpnn.com - Arab Saudi tetap percaya diri sekutu-sekutu mereka tidak akan berubah sikap hanya karena kasus pembunuhan Jamal Khashoggi. Apalagi sampai mengganggu hubungan dengan Amerika Serikat (AS).
"Hubungan dengan AS sangat kuat. Kami yakin Presiden Trump cukup rasional dalam menjalankan politik luar negeri," ungkap Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi Adel Al Jubeir seperti dilansir The New Arab, Sabtu (27/10).
Lem penyatu dua negara itu adalah Iran. AS dan Saudi memang sama-sama menjadi musuh Iran. AS sudah lama bertikai dengan negara yang dipimpin Hassan Rouhani tersebut.
Pertikaian itu memanas setelah Trump mencabut kesepakatan nuklir. Sedangkan Arab Saudi juga jadi musuh bebuyutan Iran karena beda paham agama.
Pada bagian lain, tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz, terus mendesak agar kasus itu bisa dibuka ke publik. Dalam wawancara dengan stasiun TV Haberturk, dia menceritakan bahwa sepuluh jam saat dia menunggu di Konsulat Arab Saudi, Istanbul, seperti neraka.
Dia juga menolak undangan Trump untuk mengunjungi Gedung Putih. Dia merasa bahwa yang diperoleh di sana hanya ucapan belasungkawa. "Dari kacamata saya, itu hanya strategi untuk menarik simpati rakyat," katanya. (bil/c10/oni)
Tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz, menolak undangan Trump untuk mengunjungi Gedung Putih
Redaktur & Reporter : Adil
- Yakinlah, Ada Peluang untuk Indonesia di Balik Kebijakan Tarif Donald Trump
- 'Indonesia First’ demi RI yang Berdikari di Tengah Gejolak Dunia
- Hadir di Jakarta, Turkish University Fair 2025 Diminati Pelajar dan Masyarakat
- Gubernur Lemhannas Sebut Kebijakan Tarif Resiprokal Trump Momentum Perkuat Ketahanan Ekonomi
- Pameran Pendidikan Turki Terbesar Hadir di Jakarta, Ada 25 Kampus Ternama
- Pemerintah Klaim Utamakan Kepentingan Nasional dalam Negosiasi Dagang dengan AS