Calon Panglima TNI Bukan Dipilih Publik, Kenapa Ada Survei?
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun heran dengan survei yang dilakukan Setara Institute belum lama ini.
Pasalnya, survei yang dilakukan terkait sosok calon panglima TNI, yang bukan dipilih oleh publik.
Dalam hasil survei yang sebelumny dirilis oleh Setara Institute, menempatkan salah seorang kandidat sebagai calon terkuat.
""Survei calon panglima TNI sangat aneh," ujar Ubedilah dalam keterangannya, Kamis (7/10).
Ubedilah menilai adanya survei calon panglima TNI menunjukkan logika yang aneh dalam hiruk-pikuk rencana pergantian panglima TNI.
"Secara metodologis menggunakan metode pengumpulan sampel secara purposif atau purposive sampling. Responden survei juga disebut 100 ahli yang telah dipilih, tetapi tidak disebutkan siapa saja," ucapnya.
Ubedilah menegaskan, pergantian panglima TNI adalah hal biasa dan sudah rutin terjadi.
Apalagi, TNI juga memiliki mekanisme sirkulasi elite yang sudah mapan dan tinggal diikuti saja.
Pengamat politik Ubedilah Badrun menyebut calon panglima TNI bukan dipilih oleh publik, kenapa ada surveinya?
- Survei WE Institut: Elektabilitas Eri Cahyadi Tertinggi untuk Pilkada Surabaya 2024
- LSI: 71,2 Persen Publik Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024
- Menghidupkan Kembali Dwifungsi TNI Lewat RPP Manajemen ASN, Setara Intitute: Mengkhianati Amanat Reformasi
- Dico Moncer di Survei Cagub Jateng, Pengamat: Muda dan Kerja Nyata
- AROPI: Publik Makin Percaya Lembaga Survei
- SETARA Institute Ungkap Hasil Riset tentang Kelompok Marjinal