Calon PM Jepang Usung Kapitalisme Gaya Baru

Calon PM Jepang Usung Kapitalisme Gaya Baru
Mantan Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida. Foto: ANTARA/REUTERS/Baek Seung-ryol/Yonhap/tm/am.

jpnn.com, TOKYO - Jepang harus berusaha keras menerapkan bentuk kapitalisme baru untuk mengurangi disparitas penghasilan yang makin senjang akibat pandemi, kata mantan Menteri Luar Negeri Fumio Kishida.

Kishida tengah berupaya memenangi pemilihan ketua Partai Demokratik Liberal (LDP) pada 29 September. Jika terpilih, dia akan menjadi perdana menteri Jepang berikutnya menggantikan Yoshihide Suga, ketua partai berkuasa itu, yang telah menyatakan akan mundur pada Jumat.

Kishida mengatakan deregulasi di era reformasi pada awal 2000-an memperlebar jurang antara si kaya dan si miskin. Manfaat Abenomics tidak menetes ke bawah, kata dia.

Abenomics adalah istilah bagi kebijakan ekonomi selama masa pemerintahan PM Shinzo Abe (2012-2020) yang berupaya memperbaiki finansial Jepang dengan mencapai pertumbuhan tinggi dan meningkatkan pendapatan pajak.

"Tanpa distribusi kekayaan tak akan ada kenaikan konsumsi dan permintaan...tak akan ada pertumbuhan lagi jika distribusi kekayaan menghilang," kata Kishida saat menyampaikan presentasi tentang proposal ekonominya di Tokyo, Rabu.

"Saya akan membangun kapitalisme gaya Jepang yang baru. Tantangan terbesar dalam kebijakan ekonomi makro adalah mengakhiri deflasi. Saya akan berpegang pada tiga langkah, yaitu kebijakan moneter yang tegas, belanja fiskal yang fleksibel dan strategi pertumbuhan," kata dia.

"Tidak diragukan Abenomics telah membawa kemajuan penting dalam pertumbuhan, namun dalam hal distribusi kekayaan, efek menetesnya belum terjadi."

Kishida mengulangi seruannya tentang paket stimulus ekonomi senilai "puluhan triliun yen" untuk memerangi pandemi virus corona.

Menurut calon PM Jepang ini, kapitalisme adalah jawaban bagi masalah disparitas penghasilan

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News