Calon Terlalu Banyak, Pemilukada Tak Efektif
Rabu, 23 Maret 2011 – 20:20 WIB
Lebih lanjut mantan anggota Panitia Pengawas Pemilu tahun 2004 itu menambahkan, banyaknya pasangan calon juga akan menyulitkan pemilih mengenali pasangan calon yang akan dipilih. Akhirnya, pemilih menjadi tidak rasional untuk menentukan pasangan calon yang yang benar-benar kapabel.
Baca Juga:
“Sudah calon banyak, dua kali putaran lagi. Kalau sudah begini, pemilih pun akan jenuh, Ujung-ujungnya angka partisipasi pemilih rendah,” ulasnya.
Belum lagi, jika terlalu banyak calon maka pemerintahan yang terbentuk usai Pemilukada juga tak akan efektif. “Pemerintah yang terbentuk dari calon kepala daerah yang banyak juga bakal tak efektif. Mengingat kekuatan politik di DPRD akan terfragmentasi pasca-Pemilukada. Akhirnya kepala daerah terpilih mengalami kesulitan menggolkan setiap kebijakan yang mesti mendapat pertujuan legislatif,” papar pendiri Perludem.
Kekhawatiran lain adalah munculnya politik uang (money politics). Didik mengatakan, dengan pasangan calon yang banyak maka otomatis politik uang juga makin marak. Baik untuk membayar ke partai politik pengusung agar bisa mencalonkan diri, hingga membeli suara ketika pemilihan.
JAKARTA - Jumlah pasangan calon pada Pemilu Kepala Daerah (Pemilukada) harus dibatasi. Sebab jika terlalu banyak pasangan calon, maka biasanya malah
BERITA TERKAIT
- Ogah Gabung Prabowo-Gibran, Ganjar Pilih Jadi Pengontrol
- Serius Maju Pilkada Seram Bagian Timur, Tokoh Muda Ini Hadiri Acara Taaruf Bacakada PKB
- Survei WE Institut: Elektabilitas Eri Cahyadi Tertinggi untuk Pilkada Surabaya 2024
- Calon Gubernur Independen di Jakarta Harus Dapat 618 Ribu KTP Dukungan Warga
- Datangi KPU DKI Jakarta, TBF Optimistis Noer Fajrieansyah Bakal Jadi Cagub
- Innalillahi, Anggota DPR RI Fraksi NasDem Ini Meninggal saat Kunker di Palembang