Cape Town Tak Pasrah Menanti Hari Tanpa Air

Cape Town Tak Pasrah Menanti Hari Tanpa Air
Bendungan yang menyediakan air bersih untuk Cape Town terus mengering. Diperkirakan pada April mendatang, kota Metropolis terbesar kedua Afrika Selatan itu bakal kehabisan air bersih. Foto: AP

Yang paling anyar, Zille mengunggah gambar kakinya di dalam sebuah baskom logam yang oleh masyarakat Afrika disebut skottel. Biasanya, skottel digunakan sebagai wadah masakan. Atau, bisa juga digunakan untuk menampung air. Tapi, kali ini sang gubernur memfungsikannya sebagai ember.

”Ini saya, berdiri di dalam skottel mandi saya. Sungguh luar biasa mengetahui betapa sedikitnya air yang bisa kita gunakan untuk membersihkan badan,” tulisnya sebagai caption foto yang dia unggah via Twitter tersebut.

Skottel sebagai ember memang bukan hal yang aneh. Di rumah sakit, para perawat pun memanfaatkan skottel sebagai ember saat memandikan pasien yang harus bedrest.

Sebagai gubernur yang tinggal di ibu kota provinsi, Cape Town, Zille pun terkena aturan hemat air. Sejak 2017 dia mulai menganut aliran jarang mandi. Dia hanya mandi tiap tiga hari sekali.

”Bagi saya, rambut yang lepek (kusut, Red) karena tidak keramas adalah simbol partisipasi aktif hemat air, seperti halnya mobil-mobil kotor yang tak dicuci,” ujarnya mengacu pada larangan mencuci mobil sejak awal 2017.

Per 1 Februari, pemerintah memperketat penggunaan air setiap individu. Dari sekitar 87 liter per hari menjadi maksimal 50 liter per hari. Pemerintah berharap aturan itu ditaati.

”Sampai sekarang, masih ada saja yang yang menghambur-hamburkan air. Jika kebiasaan itu tidak segera berubah, day zero akan bisa maju lagi,” ungkap Lille dalam jumpa pers seperti dilansir Associated Press. (hep/c10/dos)

 

Kian mendekati day zero alias hari tanpa air, Cape Town makin sibuk mempersiapkan diri. Mereka tak putus asa menyongsong krisi air yang pasti tiba

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News