Cara Jitu Petani Magetan Atasi Kekeringan

Cara Jitu Petani Magetan Atasi Kekeringan
Ilustrasi sawah kekeringan. Foto: Kementan

Berbagai upaya pun telah dilakukan untuk menyelamatkan tanaman padi sawah yang terancam kekeringan. Seperti dilaksanakannya sistem gilir giring, di mana setiap 6 hari mendapatkan giliran air selama 1 hari.

Tak hanya itu, petani juga mulai menggunakan sumber air alternatif, dengan memanfaatkan air permukaan sungai Kedungbener dengan metode Jaringan Irigasi Air Permukaan (JIAP) untuk memenuhi kebutuhan air irigasi di Desa Bocor, Kecamatan Buluspesantren.

Selain itu juga memanfaatkan saluran pembuangan sungai Rama/Glonggong di Desa Kaleng dan Desa Purwoharjo, Kecamatan Puring dengan cara membuat bendung tidak permanen dan memompanya ke lahan sawah.

Termasuk pemanfaatan 15 unit pompa air ukuran 3 inchi untuk pompanisasi sumber-sumber air permukaan yang masih tersedia. Luas pertanaman padi di Kabupaten Kebumen 39.886 ha.

Hingga 2 Juni 2019, tanaman padi yang terkena kekeringan tercatat seluas 2.952 ha. Lokasi terdampak kekeringan terletak di beberapa kecamatan.

Antara lain Kecamatan Buluspesantren seluas 213 ha dengan umur tanaman 30 HST, Kecamatan Petanahan luas 20 ha dengan umur tanaman 12 HST, dan Kecamatan Puring luas 547 ha dengan umur tanaman 40 HST. (adv/jpnn)


Memasuki musim kemarau sekarang, berbagai upaya dilakukan untuk mencegah agar tanaman padi tidak mengalami puso.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News