Cara Reza Indragiri Menilai Twit Ferdinand Hutahaean, Runut ke Belakang!
"Banyak yang justru agresif bahkan ofensif. Jadi, patut dipertanyakan seberapa jauh kebenaran alibinya kali ini," kata Reza dikonfirmasi JPNN.com, Kais (6/1).
Pakar yang pernah menjadi pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK/PTIK) itu juga mencermati berbagai cuitan Ferdinand di media sosial tidak terlepas dari latar belakang sebagai politikus.
Yang sering terbaca adalah cuitan bertema in-group vs out-group. Bipolar, dua sisi. Antagonistik antar kubu.
"Pengotak-ngotakan cara pandang seperti itu merupakan salah satu corak berpikir politik," ucap Reza.
Terlebih lagi, karena keterbatasan karakter yang disediakan Twitter, katanya, maka isu kompleks pun diperas secara paksa ke dalam 140 karakter saja.
Baca Juga: Tagar #TangkapFerdinand Trending, Ferdinand Hutahaean Bereaksi
"Semakin simplistis dan judgmental tanpa topangan argumentasi," lanjut penyandang gelar MCrim (Forpsych-master psikologi forensik) dari Universitas of Melbourne Australia, itu.
Sebelumnya, Ferdinand yang mantan politikus Demokrat menyatakan twit itu adalah dialog pribadinya.
Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel sampaikan analisis tentang twit Ferdinand Hutahaean yang dianggap penistaan agama.
- 5 Berita Terpopuler: Nasib Honorer Digantung, ORI Buka Suara, Sulit jadi Orang Terpilih Seperti PPPK
- Pendeta Gilbert Lumoindong Digugat Aktivis Kristiani di PN Jakpus
- Analisis Reza soal Brigadir RA Bunuh Diri: Ada Pihak Lain yang Harus Diuber Polisi
- Pendeta Gilbert Diduga Menista Agama, Ketua PITI Minta Polisi Tegas
- KNPI Angkat Topi atas Prestasi Timnas Garuda di Ajang Piala Asia 2024
- Galih Loss Mengaku Video Penistaan Agama untuk Menghibur dan Endorsemen