Catalunya Merdeka, Tak Peduli Apa Kata Dunia

Catalunya Merdeka, Tak Peduli Apa Kata Dunia
Massa pendukung kemerdekaan Catalunya. Foto: lavanguardia

Itu menyusul pembekuan pemerintahan regional Catalunya di bawah kepemimpinan Carles Puigdemont. Langkah tersebut didasarkan kepada pasal 155 yang berlaku mulai kemarin (28/10) dan penerapannya.

Parlemen Spanyol tidak lama menyetujui penerapannya setelah pemerintahan regional Catalunya yang berpusat di Barcelona mendeklarasikan kemerdekaan pada Jumat lalu (27/10).

Setelah dua pengumuman penting itu, dua kubu yang pro dan kontra dengan kemerdekaan turun ke jalan di Barcelona. Penduduk yang mendukung kemerdekaan berkumpul di Sant Jaume Squera yang berada di depan gedung pusat pemerintahan Catalunya.

Mereka mengibarkan bendera Catalunya dan bernyanyi lagu-lagu tradisional dengan bahasa Catalan. Massa meluapkan kegembiraannya setelah menunggu deklarasi hampir sebulan.

Mereka tidak peduli jika deklarasi kemerdekaan itu tak diakui Spanyol dan negara-negara yang lain. Setidaknya Uni Eropa (UE), Jerman, Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Kanada, Turki, dan Republik Irlandia sudah menyatakan bahwa mereka mendukung Spanyol.

Hingga kini, belum ada negara yang secara terbuka mendukung kemerdekaan Catalunya.

Puigdemont sudah meminta kepada pendukungnya untuk menjaga momentum kemerdekaan dengan cara-cara damai. Mantan pemimpin Catalunya itu tengah bertaruh dengan nasibnya.

Sebab, saat ini kejaksaan Spanyol tengah menyiapkan dakwaan makar untuk Puigdemont dan kemungkinan akan selesai pekan depan. Jika terbukti melakukan makar, dia bisa mendekam di penjara selama 30 tahun.

Warga Catalunya turun ke jalan merayakan deklarasi kemerdekaan, meski ada penolakan dari Spanyol dan minimnya dukungan dunia internasional

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News