Catatan Ketua MPR: Pangan dan Bijak Berutang, Membarui Prioritas di Tengah Ketidakpastian
Oleh: Bambang Soesatyo

jpnn.com, JAKARTA - Dinamika global yang nyata-nyata jauh dari ukuran ideal alias tidak kondusif cenderung memaksa setiap negara membarui prioritas kepentingan nasional masing-masing.
Indonesia pun idealnya melakukan hal yang sama untuk meminimalisir ekses ketidakpastian global sekarang ini, utamanya terhadap kehidupan masyarakat.
Fokus pada upaya peningkatan produktivitas tanaman pangan, serta lebih berhati-hati dalam pemanfaatan utang luar negeri menjadi pilihan yang bijak.
Dinamika global yang tidak kondusif saat ini disebabkan oleh perang atau konflik bersenjata di sejumlah kawasan, plus ekses atau dampak negatif perubahan iklim, utamanya terhadap sektor tanaman pangan.
Semua dampak negatif itu nyata dan bisa dirasakan oleh setiap orang di sepanjang 2023. Tahun-tahun mendatang pun masih sarat tantangan.
Selain karena dampak perubahan iklim, dinamika global juga masih diwarnai dengan perang di berbagai kawasan.
Selain itu, muncul juga kecenderungan dinamika global yang tidak kondusif itu akan terus tereskalasi mengacu pada beberapa indikator terbaru.
Keadaan itu termasuk yang muncul di Asia pada awal tahun ini, yakni hasil pemilihan umum di Taiwan yang menyebabkan para elite pemimpin di Tiongkok berang.
Dunia sedang tidak sedang baik-baik saja, jangan gegabah memanfaatkan utang dan mulailah lebih bersungguh-sungguh mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan
- Cetak Rekor, Serapan Beras Bulog Capai 1,3 Juta Ton Sepanjang April 2025
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM
- Waka MPR Lestari Moerdijat Minta Pemerintah Segera Memperbaiki Tata Kelola Pendidikan
- David Herson Optimistis Target Swasembada Pangan di Era Presiden Prabowo Akan Tercapai
- Anggota MPR Lia Istifhama Serap Aspirasi Masyarakat Bertajuk Ekonomi Kerakyatan
- Bulog Siap Dukung Koperasi Merah Putih untuk Memperkuat Ketahanan Pangan