Catatan Pengamat Soal Dinamika Pencapresan di KIB, Simak

Catatan Pengamat Soal Dinamika Pencapresan di KIB, Simak
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar. Foto: Ricardo/JPNN.com

"Kedua adalah posisi tawar pihak yang mengajukan nama itu sendiri. Bisa jadi dari relawan, bisa jadi dari faksi-faksi tertentu dalam partai yang bersangkutan. Harapannya kan siapa pun nama yang muncul, mereka mendapatkan bagian dari kue kekuasaan yang diharapkan," ujarnya.

Arif menilai perbedaan suara tersebut juga tidak akan berlanjut membesar hingga menjadi konflik internal. Meski, perbedaan nama figur yang muncul itu menunjukkan adanya faksi-faksi dalam KIB yang mempunyai pilihan lain.

"Kalau misal menimbulkan riak, mungkin iya. Tapi saya kira terlalu jauh kalau riak itu sampai mengakibatkan terjadinya konflik internal. Itu agak jauh. Sampai hari ini ya," katanya.

Arif menekankan langkah politk KIB akan lebih masuk akal dengan bersiap pada posisi cawapres.

"Bagi saya sejauh ini, cukup rasional untuk mengajukan satu di antara 3 nama itu, Ganjar, Anies, Prabowo. Di luar itu saya kira tipis kemungkinannya. Setidaknya langkah yang realistis adalah membidik cawapres," pungkasnya.

Airlangga 

Pengamat Politik dari Citra Institute Yusak Farchan menlai sejauh ini memang belum ada sosok yang kuat di KIB. Namun, selalu ada peluang untuk Ketum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

“Sejak awal dibentuk, problem utama KIB kan memang tidak punya stok capres dari internal parpol pendukung koalisi yang elektabilitasnya tinggi," kata Yusak, Senin (5/12).

Analis politik dari Exposit Strategic Arif Susanto menilai dinamika pengajuan nama capres dari KIB masih dalam kategori normal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News