Catatan tentang Peran Kakek Anies Baswedan Melobi Negara Lain Mengakui Kemerdekaan RI

Catatan tentang Peran Kakek Anies Baswedan Melobi Negara Lain Mengakui Kemerdekaan RI
Wakil Menteri Muda Penerangan RI Periode Oktober 1946 – Juli 1947 AR Baswedan. Foto: Arsip Nasional

Buktinya, Ambasador Kerajaan Belanda yang berkedudukan di Kairo itu langsung masuk ke ruang pertemuan untuk mengajukan protes atas rencana penandatanganan Perjanjian Persahabatan Indonesia-Mesir.

Duta besar itu mengingatkan Mesir akan hubungan ekonominya dengan Belanda. Sang ambasador juga menyinggung soal janji Belanda mendukung Mesir dalam masalah Palestina di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Namun, Mahmoud Fahmy El Nokrashy Pasha selaku perdana menteri Mesir saat itu menolak protes Belanda.

"Menyesal sekali kami harus menolak protes Tuan, sebab Mesir selaku negara berdaulat, dan sebagai negara yang berdasarkan Islam, tidak bisa tidak mendukung perjuangan bangsa Indonesia yang beragama Islam. Ini adalah tradisi bangsa Mesir, dan tidak bisa diabaikan," catatan AR Baswedan mengutip pernyataan Norakashi Pasha.

Naskah perjanjian itu pun akhirnya ditandatangani oleh PM Norakashi Pasha dan Haji Agus Salim selaku Menteri Muda Luar Negeri RI. AR Baswedan bersama diplomat RI lainnya, yakni Dr. Nazir St. Sutan Pamuntjak dan HM Rasjidi, serta Sekjen Kementerian Luar Negeri Mesir Dr. Kamil menyaksikan penandatanganan perjanian itu.

“Benarlah rumusan para pendiri bangsa bahwa kemerdekaan adalah “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur …” ujar Adian dalam unggahannya.(jpnn.com)


AR Baswedan yang berlatar belakang jurnalis bersama diplomat lainnya mendapat tugas dari Bung Karno untuk memperoleh pengakuan negara lain atas kedaulatan RI.

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News