Catatan untuk Pemerintah: Stimulus Fiskal Belum Cukup Mendorong Pengembangan Green Economy
Untuk itu, perlu komitmen yang selaras dan memiliki road map atau peta jalannya untuk menuju green economy.
Di kesempatan yang sama, anggota Komisi VII DPR Ratna Juwita Sari menilai bahwa Indonesia belum serius menuju green economy.
Pasalnya, belum ada regulasi yang jelas dan ekosistem usaha masyarakat yang masih 'nyaman' di zona konvensional.
Ratna mengatakan paket stimulus seperti kebijakan fiskal belum cukup mendorong pengembangan proyek-proyek green economy.
"Karena selama ini paket stimulus fiskal masih bersifat umum. Belum ada yang secara spesifik memberikan previllege kepada pegiat green economy," ujarnya.
Untuk itu, perlu adanya regulasi yang jelas, misalnya mempercebat Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Terbarukan (RUU EBT).
Selain itu, pemerintah juga harus berani memberikan insentif untuk menstimulus para pengusaha agar mau berinvestasi di green economy.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini pun mengapresiasi langkah Kementerian ESDM menggandeng salah satu bank BUMN untuk mendukung pembiayaan pembangunan PLTS Atap. "Usaha yang patut diapresiasi dan seharusnya diikuti bank lainnya," tuturnya. (flo/jpnn)
Paket stimulus seperti kebijakan fiskal belum cukup mendorong pengembangan proyek-proyek green economy.
- Indonesia Re Gelar Kompetisi Futsal Antar-BUMN, Total Hadiah Puluhan Juta Rupiah
- Anak Usaha SIG Raih BUMN Entrepreneurial Marketing Awards 2024
- Jakarta Marketing Week 2024: Direktur BRI-MI Terima Penghargaan DEWI BUMN 2024
- Perhutani Raih 2 Penghargaan di Ajang BUMN Entrepreneurial Marketing Award 2024
- AP II & BSI Belajar ke Pelindo soal Pengelolaan Desa Wisata Penglipuran
- Dirut Pertamina Beberkan Strategi Jaga Ketahanan Energi dan Kelestarian Lingkungan