Catrice Sheyang, Dokter Teladan yang Betah di Pedalaman Kalimantan

Tiga Jam Naik dan Dorong Perahu untuk Temui Pasien

Catrice Sheyang, Dokter Teladan yang Betah di Pedalaman Kalimantan
Catrice Sheyang. Foto: Edy Nugroho/Radar Tarakan/JPNN

jpnn.com - Sebagai gadis yang sejak lahir hingga lulus kuliah selalu hidup di kota besar, tinggal di pedalaman Kalimantan tentu tidak mudah bagi Catrice Sheyang. Toh, dokter lulusan Universitas Hang Tuah, Surabaya, itu justru dinilai berhasil membina warga daerah terpencil untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

EDY NUGROHO, Jakarta

BERTUGAS di tempat terpencil tanpa fasilitas elektronik dan internet jauh dari bayangan Catrice Sheyang. Maklum, dokter muda itu sejak kecil tinggal di kota besar.

"Shock, pasti. Begitu lulus kuliah kedokteran, saya memang mendaftar dokter PTT di Bulungan. Sebab, ada saudara jauh di Tarakan. Tapi, saya pikir masih di perkotaan meski kota kecil," kata Catrice saat ditemui di Jakarta International Expo Kemayoran.

Karena itu, dia langsung shock saat kali pertama menginjakkan kaki di Desa Long Bang, Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), pada 2010. Desa Long Bang berada di hulu Sungai Kayan. Untuk sampai di desa tersebut, perlu tiga jam perjalanan dari Tanjung Selor, ibu kota Kabupaten Bulungan, atau sekitar 4 jam dari Bandara Juwata, Tarakan.

Tiga atau empat jam perjalanan bisa jadi bukan persoalan di kota besar yang berjalan mulus. Masalahnya, perjalanan di Desa Long Bang dapat ditempuh lewat jalur sungai dengan perahu cepat dan perahu kecil milik warga.

"Waktu awal bertugas, rasanya memang berat. Sejak lahir hingga lulus kuliah, saya tinggal di Surabaya. Kini tiba-tiba saya harus hidup di desa terpencil. Handphone tidak bisa digunakan, laptop tidak berfungsi. Listrik di sana hanya hidup tiga jam sehari, mulai pukul 18.00 hingga pukul 21.00 Wita. Setelah itu, saya harus menggunakan lampu teplok atau lilin untuk penerangan," ujar gadis kelahiran Surabaya, 22 September 1984, tersebut.

Toh, Catrice berusaha menikmati hari-harinya dengan penuh kesabaran. Hingga akhirnya dia mulai dekat dengan warga di Long Bang dan beberapa desa di sekitarnya yang mayoritas dihuni Suku Dayak.

Sebagai gadis yang sejak lahir hingga lulus kuliah selalu hidup di kota besar, tinggal di pedalaman Kalimantan tentu tidak mudah bagi Catrice Sheyang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News