CBA: 11 Proyek Kemenritekdikti Senilai Rp 192,5 M Bermasalah

CBA: 11 Proyek Kemenritekdikti Senilai Rp 192,5 M Bermasalah
Uang Rupiah. Foto: dokumen JPNN.Com

Keenam, pengembangan laboratorium Sumber Sekar Universitas Brawijaya, pelaksana proyek CV Banyu Mili dengan nilai kontrak sebesar Rp 690.390.000. Waktu pengerjaan 60 hari ada keterlambatan selama 25 hari.

Ketujuh, pembuatan sumur bor dan tower kampus II Universitas Brawijaya Dieng, pelaksana proyek CV Cipta Karya Abadi Rp 986.274.300. Proyek ini terlambat 30 hari dari perjanjian yang seharusnya 75 hari.

Kedelapan, pembangunan laboratorium entrepreneurship terpadu tahap IV Universitas Brawijaya. Pelaksana proyek PT Citra Mandiri Cipta dengan nilai kontrak sebesar Rp 8.555.500.000, mengalami keterlambatan selama 50 hari, dari yang seharusnya 120 hari.

Kesembilan, pembangunan gedung UPT Brawijaya Smart School (BSS) Universitas Brawijaya, pelaksana proyek PT Cipta Prima Selaras dengan nilai kontrak sebesar Rp 3.178.000.000. Ada keterlambatan kerja selama 50 hari dari waktu pengerjaan yang seharusnya 120 hari.

Kesepuluh, pembangunan laboratorium riset (GMP dan GLP) tahap II Universitas Brawijaya, pelaksana proyek PT Saka Graha Indonesia dengan nilai kontrak Rp 6.702.691.000. Pengerjaan terlambat 24 hari dari waktu pengerjaan yang ditentukan 60 hari.

“Terakhir proyek pembangunan gedung baru 12 lantai tahap II Fakultas Ilmu Adminitrasi (FIA) Universitas Brawijaya. Dilaksanakan PT Menara Agung Pusaka, nilai kontrak awal Rp 44.260.000.000 kemudian dalam perjalanan ada perubahan dan naik menjadi Rp 46.374.000.000.

“Proyek yang seharusnya selesai dalam 180 hari, dalam praktiknya terlambat 49 hari. Dalam proyek ini juga PT Menara Agung Pusaka terlambat memasang lift selama 62 hari,” katanya.

Berdasarkan data yang ada, Jajang mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk membuka penyelidikan terkait proyek tersebut serta memanggil Menteri Ritekdikti Mohamad Nasir untuk dimintai keterangan.(fri/jpnn)


Center for Budget Analysis (CBA) mencatat sebelas proyek bernilai ratusan miliar rupiah di Kementerian Ristekdikti bermasalah.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News