Cederai Perbedaan di Negeri yang Toleran
Minggu, 31 Juli 2011 – 15:22 WIB
Kesalahan penanganan dalam meresponss isu imigrasi dan multikluturalisme telah membuat publik frustasi serta menciptakan ruang bagi ideologi garis keras untuk tumbuh dan berkembang. Banyak kelompok ekstrem kanan di Eropa telah mengubah retorika rasisme mereka menjadi kampanye bentuk lain. Mereka mengembangkan argumen bahwa Islam tidak cocok dengan nilai-nilai di Eropa.
"Jika serangan di Norwegia gagal menciptakan diskusi jujur tentang isu-isu sensitif tersebut, hal itu akan dijadikan argumen bagi kelompok ultra nasionalis bahwa mereka sedang dipinggirkan. Akibatnya, hal itu akan memperburuk suasana dan tidak mustahil serangan serupa bakal terulang di masa depan," ramal Lilit Gevorgyan, analis Eropa di lembaga riset IHS Global Insight. "Ini bukan sekadar isu di Norwegia. Di seluruh Skandinavia, Eropa Timur, dan juga dunia Barat, banyak orang frustrasi karena kurangnya debat terbuka tentang isu pluralisme dan imigrasi," tandasnya. (AFP/cak/dwi)
OSLO - Insiden pengeboman dan penembakan yang dilancarkan Anders Behring Breivik, 32, mengagetkan seluruh dunia. Pasalnya, Norwegia selama ini termasuk
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- DPR Dorong Pemerintah Perkuat Diplomasi untuk Perdamaian di Timteng
- Militer Israel Klaim Bunuh Pentolan Jamaah Islamiyah Lebanon
- 1.119 WNI Berhasil Direpatriasi dari Kawasan Berbahaya Sepanjang 2023
- Xi Jinping Ingin China Jadi Mitra Amerika, Bukan Pesaing
- Guru Besar UI Khawatirkan Dampak Konflik Timur Tengah terhadap Indonesia
- Indonesia Jalin Program Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa