Cegah Difteri, Jangan Bergantian Tiup Trompet

Cegah Difteri, Jangan Bergantian Tiup Trompet
Pedagang menata terompet dagangannya di Kawasan Glodok, Jakarta, Selasa (26/12). Jelang Tahun Baru 2018, penjualan terompet meningkat yang dijual dengan harga Rp 15ribu hingga Rp 50ribu. Foto : Ricardo

Dia menyarankan, untuk kontak langsung dengan penderita difteri, jaraknya minimal 1,5 meter.

"Kalau ada suspect, harus diperlakukan seperti pasien difteri. Sampai akhirnya hasil pemeriksaan menyatakan tidak difteri," ungkapnya.

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes Elizabeth Jane Soepardi membenarkan bahwa difteri mudah menular kepada siapa pun.

Trompet bisa menjadi satu sarana. Dia menyarankan agar satu trompet diperuntukkan satu orang, tidak untuk ditiup secara bergantian.

"Menularnya paling kalau digunakan berpindah (bergantian). Ya, itu bisa, karena ludah kita menempel di mulut trompet. Penderita (difteri) kan tidak boleh tukar-menukar peralatan makan, sama saja kan salah satu penyebarannya bisa lewat air liur," ungkap Jane.

Lebih lanjut, Jane mengatakan bahwa pemerintah sudah mengantisipasi untuk perawatan pasien difteri.

Misalnya untuk ruang isolasi. Pasien difteri memang harus ditempatkan di ruang khusus. Tidak dicampur dengan pasien lainnya.

"Ruang isolasi untuk difteri ruang biasa saja. Rumah pun bisa dijadikan ruang isolasi," ujarnya. (lyn/c10/ang/jpnn)


Trompet bisa jadi salah satu sarana menularnya difteri karena itu penggunaannya tidak boleh bergantian.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News