Cegah Difteri, Jangan Bergantian Tiup Trompet

Cegah Difteri, Jangan Bergantian Tiup Trompet
Pedagang menata terompet dagangannya di Kawasan Glodok, Jakarta, Selasa (26/12). Jelang Tahun Baru 2018, penjualan terompet meningkat yang dijual dengan harga Rp 15ribu hingga Rp 50ribu. Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Di tengah merebaknya penularan difteri, masyarakat harus lebih hati-hati. Terutama menggunakan trompet saat malam tahun baru besok.

Trompet bisa menjadi tempat penularan difteri. Spesialis medik mikrobiologi Universitas Indonesia dr Anis Karuniawati SpMK menyatakan, trompet bisa menjadi medium penularan difteri.

"Selama (berada di tempat) lembap, (bakteri difteri) masih bisa bertahan," katanya.

Bahkan, pada keadaan kering pun, bakteri Corynebacterium diphtheriae bisa bertahan hingga dua hari sampai akhirnya mati.

"Meskipun kalau keadaan (bakteri difteri) teler, tapi kalau nempel di tenggorokan, bisa hidup lagi," imbuhnya.

Difteri tidak hanya berbahaya bagi anak-anak. Menurut data yang dimiliki dr Nina Dwi Putri SpA(K) dari Divisi Infeksi dan Pediatri Tropis FKUI-RSCM, hingga 20 Desember ditemukan 12 pasien difteri yang berusia 20 hingga 50 tahun.

Data tersebut hanya di Jakarta. "Difteri dewasa mulai banyak," ungkapanya.

Penyakit tersebut, menurut Nina, merupakan penyakit yang mudah menular.

Trompet bisa jadi salah satu sarana menularnya difteri karena itu penggunaannya tidak boleh bergantian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News