Cendekiawan NU Idolakan Bung Karno, Lalu Betah di PDIP

Cendekiawan NU Idolakan Bung Karno, Lalu Betah di PDIP
Ketua DPP Bamusi Zuhairi Misrawi. Foto: Dok. PDIP

"Mondoknya di PDIP itu mondok Bung Karno dan mondok Pancasila. Itu yang menarik, karena Bung Karno itu mendapatkan doktor honoris causa dalam bidang falsafah islamiyah, tahun 60," beber Gus Mis.

"Bung Karno bicara Pancasila. Jadi, bicara Bung Karno bicara Pancasila, di sinilah titik temunya," tambah Gus Mis.

Dia mencontohkan, kalau melihat tulisan Bung Karno 1926 dalam Buku 'Di Bawah Bendera Revolusi', Bung Karno menyebutkan hubbul wathan minal iman yang merujuk dari perkataan pendiri NU Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari.

"Jadi, karena itu kemudian klop kalau saya mondok di PDIP. Itu kayak balik kampung. Maka kenapa Gus Mis betah? Sebab, seperti rumah," urai Gus Mis.

Terlebih, saat Muktamar NU Tahun 1965 di Solo, Bung Karno menegaskan titik temu dengan NU ada tiga. Pertama, Bung Karno adalah seorang santri. Kedua, dia seorang nasionalis dan ketiga NU memperjuangkan keadilan sosial.

"Oleh karena itu kenapa Gus Ipin, saya, Gus Falah, Kiai Abidin Fikri kenapa betah di PDIP? Itu kayak kembali ke rumah, kayak mondok," tutur Cendekiawan NU itu.

Dalam kesempatan ini, Gus Mis membeberkan fakta sejarah yang orang banyak tidak tahu, yakni lahirnya hari santri. PDIP, katanya, salah satu partai yang memperjuangkan lahirnya hari Santri itu.

"Ketika dicetuskan hari santri banyak orang tidak tahu yang memperjuangkan hari santri itu adalah PDI Perjuangan, terutama santri-santri yang ada di PDI Perjuangan," ungkap Gus Mis.(ast/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

Gus Mis buka-bukaan soal alasannya betah di PDIP, meski banyak isu miring menerpa partai berlambang banteng itu.


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News