Cerita-Cerita Tentangga tentang Keluarga Nazaruddin
Pembantunya Sering Ngeluh, Cuman Digaji Rp 500 Ribu
Kamis, 11 Agustus 2011 – 11:14 WIB

Cerita-Cerita Tentangga tentang Keluarga Nazaruddin
Perempuan 36 tahun itu mengungkapkan, Andre kerap mengeluh lantaran gajinya kecil, hanya Rp 500 perbulannya. Tidak ada tambahan apa-apa. Sempat meminta kepada Neneng untuk dinaikkan, namun tidak ditanggapi. Akhirnya satu-persatu pembantunya pergi.
“Selama satu tahun tinggal di sini, pembantunya kerap gonta-ganti. Hampir semua keluhannya soal gaji, padahal kerjaannya banyak dan kalau bu Neneng-nya juga gampang marah-marah apalagi kalau lihat kecoa di rumahnya,” paparnya.
Hal serupa juga diungkapkan Ahmad, tukang batagor yang biasa mangkal di depan kediaman Nazaruddin, para pembantu perempuannya juga sama, sering gak betah. “Dulu sering jajan di sini, ngobrol-ngobrol, kata mereka ya gajinya kecil dan ibunya sering marah-marah,” papar Ahmad yang sudah dagang di pejaten sejak rumah tersebut belum ditempati oleh Nazaruddin.
Dulu sebelum kasus pemuda kelahiran Simalungun, Sumatera Utara, 26 Agustus 1978 silam, itu ramai, Ahmad mengaku tidak tahu rumah mewah tersebut milik Nazaruddin. Dia hanya tahu kalau bangunan yang tiap harinya dijaga oleh tiga satpam itu, milik orang Partai Demokrat. “Saya dulu sering liat kalau ada tiga mobil mewah yang sering kelauar masuk rumah itu. kalau gak salah mobilnya kaya alphard warnanya putih, terus ada mobil besar juga warna hitam pelatnya BM 1 MN,” ujarnya sambil mengingat-ngingat.
Bangunan dua lantai bercat putih-abu-abu itu kini sepi dan seperti telantar. Rumah bearsitektur Eropa berpilar besar di beranda rumahnya itu
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu