Cerita di Balik Sukses Para Pedagang Batu Bacan di Ternate

Semula Ngojek, Kini Punya Dua Rumah dan Mobil

Cerita di Balik Sukses Para Pedagang Batu Bacan di Ternate
KOMODITAS MENJANJIKAN: Para pedagang batu bacan di Taman Dodoko Ali, Ternate, setiap hari mengantongi pendapatan jutaan rupiah. Foto: Diar Candra/Jawa Pos

Dari kejadian tersebut, Munawir kini sangat berhati-hati ketika berbelanja batu di Taman Dodoko Ali. Setelah belajar dari banyak pengalaman, pengusaha 32 tahun itu tidak pernah tertipu lagi.

Menurut pengamat sosial dari Universitas Negeri Khairun Ternate Asmar Haji Daud, mitoslah yang melambungkan harga batu bacan Ternate. Termasuk cerita Barack Obama yang memakai batu bacan pemberian SBY di jarinya yang sulit dibuktikan kebenarannya.

’’Kalau tidak salah, itu bukan batu bacan, melainkan batu giok Garut yang warnanya mirip giok Tiongkok. Namun, opini pasar sengaja dibentuk untuk mengangkat harga batu bacan. Karena itu, harga bacan sekarang tidak terkendali dan luar biasa mahal,’’ tuturnya.

Asmar sebagai warga asal Pulau Bacan yang kala muda sering membantu ayahnya menambang batu mengungkapkan, pada 80–90-an, batu bacan tidak berharga. Tidak seperti sekarang, batu bacan seukuran kuku tangan, jika sudah mengkristal dan berwarna cerah, bisa dihargai Rp 2 juta sampai Rp 3 juta.

Asmar menjelaskan, Ternate mempunyai posisi penting dalam perdagangan batu bacan. Para penambang dari Pulau Bacan serta Pulau Kasiruta biasanya mampir di Ternate sebelum terbang ke Pulau Jawa. Sebab, Bandara Sultan Babullah di Ternate merupakan satu-satunya akses udara ke Jawa.

Dalam persinggahan di Ternate itulah, ada beberapa penambang yang menurunkan batu bacan mereka. Dari situlah kemudian muncul ’’pasar tiban’’ di Taman Dodoko Ali tersebut.

’’Tapi, kalau bicara aspek ekonomi, batu bacan jelas mengangkat ekonomi masyarakat. Yang semula menjadi tukang ojek, pedagang pasar, atau kuli angkut, derajat sosial ekonominya naik setelah menjadi penjual batu bacan. Penghasilan mereka bisa jutaan sehari,’’ ucap Asmar.

Sementara itu, Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman menyatakan, batu bacan, meski bukan tambang asli Ternate, sukses mengangkat harkat hidup masyarakat Ternate. Meski belum ada angka pasti kenaikan pendapatan rata-rata warganya, dia sudah mendapat banyak cerita soal kisah sukses mereka yang berjualan batu bacan.

Melambungnya harga batu bacan dan obi telah mengangkat perekonomian masyarakat Ternate, Maluku Utara. Banyak yang beralih profesi menjadi pedagang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News