Cerita Herman, Pekerja BRI yang Menyalurkan Bansos untuk Pulau Terpencil

Cerita Herman, Pekerja BRI yang Menyalurkan Bansos untuk Pulau Terpencil
Menjadi pekerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI yang bertugas menyalurkan bansos memiliki kepuasan tersendiri bagi Herman Husaleka (28). Foto: BRI

“Kalau di laut, tergantung cuaca. Kalau cuaca buruk, saya terpaksa menunggu sampai cuaca bagus. Sampai kadang saya harus menginap,” tuturnya.

Herman mengaku untuk menyalurkan bantuan, ada dua transportasi yang biasa digunakan. Sepeda motor untuk menempuh jalur darat, dan perahu kecil bermesin untuk mobilitas antarpulau.

Selain itu, kendala lainnya adalah jaringan, misalnya Agen BRILink di pulau paling ujung yang harus beberapa kali naik perahu untuk datang ke Sula.

“Kartu mengalami disable, PIN terblokir. Kalau sudah begitu, mesti naik perahu dari kampung ke kecamatan. Dari kecamatan, nunggu kapal ke mari. Tiket perahu pulang pergi bisa Rp 500 ribu untuk perbaikan kartu,” ujarnya.

Kendati memiliki banyak tantangan, Herman mengaku sangat menikmati profesinya.

“Saya senang bisa menyalurkan bantuan di desa-desa, turun langsung di lapangan, dan melihat kondisi langsung masyarakat. Menyaksikan bagaimana mereka mendapatkan layanan dari kami,” katanya.

Kinerja apik dari Insan BRILian seperti Herman di wilayah-wilayah terpencil pun menjadi energi optimisme tersendiri bagi BRI.

Bank pelat merah itu berkomitmen membantu Pemerintah dalam menyalurkan bantuan sosial bagi masyarakat yang membutuhkan.

Menjadi pekerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI yang bertugas menyalurkan bansos memiliki kepuasan tersendiri bagi Herman Husaleka (28).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News