Cerita Pilu Korban Pencemaran Abu Batu Bara di Marunda, Gatal-Gatal hingga Ganti Mata

Cerita Pilu Korban Pencemaran Abu Batu Bara di Marunda, Gatal-Gatal hingga Ganti Mata
Gambar kaki anak-anak yang lokasinya dicemari abu batu bara dari sekitar Rusun Marunda. Foto : dokumentasi KPAI

jpnn.com, JAKARTA - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti menerima sejumlah aduan dari warga Rusun Marunda terkait pencemaran batu bara di wilayah tersebut.

Parahnya, pencemaran tersebut berdampak pada kesehatan warga terutama anak-anak. Dari masalah pernapasan (ISPA), gatal-gatal pada kulit, hingga sekolah dan ruang bermain anak yang penuh pencemaran abu batu bara.

Retno menceritakan, saat turun langsung ke lapangan pada Jumat (11/3), sejumlah warga mengeluhkan permasalahan yang mereka hadapi.

Adapun tujuannya ke lokasi adalah menyediakan ruang bagi warga untuk menyampaikan kesaksiannya atas dampak pencemaran abu batu bara.

“Secara umum warga menyampaikan bahwa dampak pencemaran mulai dirasakan pada tahun 2018 hingga sekarang. Makin hari semakin memburuk terhadap kesehatan warga termasuk anak-anak,” ungkap Retno Listyarti dalam keterangannya, Minggu (13/3).

Salah seorang warga menceritakan bahwa keluarganya mengalami penyakit kulit yang menimbulkan gatal di sekujur tubuh.

Keluarga itu mengobatinya ke klinik terdekat yang sekali berobat bisa menghabiskan biaya Rp 300 Ribu. Saat pertemuan, salah satu anak dibawa dengan kondisi badan gatal-gatal.

“Dengan mata berkaca-kaca dan suara serak, sang ayah menceritakan bahwa anak-anaknya menjadi tidak nyenyak tidur pada malam hari karena rasa gatal yang tidak tertahankan, bahkan sang anak pernah berkata sudah tidak kuat lagi”, cerita Retno.

Komisioner KPAI Retno Listyarti ungap penderitaan warga Rusun Marunda akibat pencemaran abu batu bara di wilayah itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News