Cermin Kehidupan Suku Bajo di Wakatobi

Cermin Kehidupan Suku Bajo di Wakatobi
Cermin Kehidupan Suku Bajo di Wakatobi
Atiqah berperan sebagai seorang ibu asli Bajo bernama Tayung, yang memiliki seorang anak perempuan bernama Pakis (Gita Novelista). Keluarga kecil itu mendapatkan cobaan, karena orang yang menjadi kepala keluarga tidak kunjung pulang dari melaut dalam waktu yang lama. Tidak ada kabar berita.

Kalaupun suami Tayung itu sudah meninggal, tidak pernah ditemukan jasadnya. Bangkai sampan pun tidak ada. Kondisi tersebut bukan sesuatu yang aneh bagi penduduk suku Bajo yang "tinggal" di atas laut.

Mata pencaharian penduduk Bajo memang sebagai nelayan tradisional. Mereka mencari ikan di laut dengan peralatan sederhana. Sementara laut terkadang bisa berubah menjadi ganas. Tayung pun bisa memahami kondisi tersebut. Dia berusaha realistis kalau-kalau suaminya tidak akan pernah pulang lagi. Mungkin suaminya sudah diterjang ombak dan meninggal.

Tetapi sebaliknya, Pakis, anaknya, belum bisa serealistis sang ibunda. Pakis tetap meyakini bahwa ayahnya "hanya" hilang. Berarti, masih ada kemungkinan ayahnya masih hidup.

JAKARTA - Kemajemukan budaya dan masyarakat Indonesia terkadang luput dari perhatian. Ada hal-hal yang semestinya diperhatikan justru terabaikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News