Chairunnisa Amarta Kembangkan Hipnosis untuk Perawatan Gigi dan Mulut

Cabut Gigi Tak Sakit meski tanpa Bius

Chairunnisa Amarta Kembangkan Hipnosis untuk Perawatan Gigi dan Mulut
Drg Chairunnisa Amarta ketika menangani salah satu pasiennya di tempat prakteknya, di Jalan Wolter Monginsidi, Jakarta Selatan, Rabu (22/02/2012). Foto: M. Dinarsa Kurniawan/JAWA POS
 

Perempuan yang juga mengajar di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti (FKG Usakti) Jakarta?tersebut mengakui, bagi sebagian orang, datang ke dokter gigi adalah teror tersendiri terhadap batinnya. Sebelum giginya dicabut, dia merasa terintimidasi dengan suasana fasilitas kesehatan gigi yang biasanya berkesan dingin.

 

Nah, selain merombak konsep klinik gigi yang dianggap horor itu, Irun mengembangkan sebuah metode perawatan gigi tanpa rasa sakit, yang disebutnya sebagai hypnodontia atau teknik hipnosis dalam perawatan gigi dan mulut. Dia menjelaskan, gelombang otak yang dipancarkan pasien yang sedang dihipnosis berada antara gelombang alfa dan theta.

 

Pada kondisi itu, orang akan merasa seperti awal meditasi hingga meditasi mendalam. Saat tersadar dari hipnosis, otaknya memancarkan gelombang beta, yakni dalam kondisi sadar dan waspada. Ketika dihipnosis, pasien sadar, tetapi hanya dibuat tidak merasakan sakit sama sekali saat giginya ditangani. Bukan seperti di beberapa acara televisi, orang yang dihipnosis dibuat tertidur dan ngoceh tidak keruan.

 

Salah seorang yang memberikan kesaksian adalah Dani Kurniasari, staf di kliniknya. "Gigi saya dicabut dan gusinya dikuret karena ada tumor di bawahnya. Anehnya, saya tidak merasa sakit sama sekali selama proses. Setelahnya juga tidak sakit meski dilakukan tanpa bius," ungkapnya.

Mengunjungi klinik gigi bisa sangat menakutkan bagi sebagian orang. Rasa sakit yang tertinggal setelah gigi dicabut atau suara bor gigi bisa sangat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News