Chelsea

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Chelsea
The Shed Wall di stadion kandang Chelsea, Stamford Bridge, London. Foto: dokumen JPNN.com

Abramovich tidak mau menjalami nasib seperti Aisher Usmanov -pengusaha Rusia yang juga dekat dengan Putin- yang kekayaannya sudah dibekukan. Usmanov dikenal sebagai sponsor utama klub Inggris, Everton. Dengan sanksi itu, Everton diperkirakan akan goyah.

Nasib Chelsea akan penuh dengan tanda tanya sepeninggal Abramovich. Sangat mungkin kepergian Abramovih akan membuat klub itu mengalami krisis.

Beberapa klub besar mengalami krisis karena satu perubahan yang tidak terduga. Manchester United langsung melorot menjadi klub medioker begitu ditinggal oleh Alex Ferguson pada 2013.

Barcelona menjadi limbung setelah ditinggal Lionel Messi. Real Madrid juga guncang setelah ditinggalkan oleh Cristiano Ronaldo.

Pandemi Covid-19 membuat klub-klub raksasa itu kelimpungan dan butuh waktu sangat panjang untuk memulihkan kejayaannya. Globalisasi membuat klub-klub Inggris digdaya, dan kompetisi Premier League menjadi liga paling gemebyar di dunia.

Pemain-pemain terbaik dari seluruh penjuru dunia bermain di Premier League. Lima besar pelatih terbaik di dunia melatih di Inggris, dan tim-tim yang berlaga di Premier League menjadi klub terkaya di Eropa.

Tim empat besar Inggris semuanya dimiliki oleh orang asing. Manchester City dimiliki Syeikh Mansyur dari Uni Emirat Arab. Liverpool dikuasai oleh John W. Henry dari Amerika Serikat. Chelsea milik Abramovich, sedangkan Manchester United milik keluarga Glazer dari Amerika.

Globalisasi membuat sepak bola Inggris gemebyar dan kaya raya. Namun, globalisasi juga akan membawa akibat yang serius bagi klub-klub sepak bola Inggris.

Perang membawa akibat terhadap sepak bola. Itulah perang global yang terjadi di era globalisasi seperti sekarang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News