China dan Filipina Bersitegang di LCS, Amerika Turun Tangan

China dan Filipina Bersitegang di LCS, Amerika Turun Tangan
Sebuah kapal Penjaga Pantai Tiongkok (kanan) berpatroli di dekat anjungan minyak China, Haiyang Shi You 981 (kiri) di Laut China Selatan (13/6/2014). Foto: ANTARA/REUTERS/Nguyen Minh/aa

jpnn.com, WASHINGTON DC - Amerika Serikat (AS) menyuarakan dukungan pada Filipina, Sabtu (29/4), menyusul apa yang disebut sebagai "pelanggaran kebebasan navigasi" Beijing di Laut China Selatan.

"Amerika Serikat berdiri bersama Filipina dalam menghadapi pelanggaran berkelanjutan Penjaga Pantai Republik Rakyat China (RRC) atas kebebasan navigasi di Laut China Selatan. Gambar dan video yang baru-baru ini dipublikasikan di media adalah pengingat gamblang tentang pelecehan dan intimidasi RRC terhadap kapal-kapal Filipina saat mereka melakukan patroli rutin di dalam zona ekonomi eksklusif mereka," kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.

AS mendesak "Beijing untuk menghentikan perilaku provokatif dan tidak amannya," serta AS juga mengemukakan bahwa pihaknya "terus melacak dan memantau interaksi tersebut dengan seksama."

"Amerika Serikat mendukung sekutu kami Filipina dalam menegakkan tatanan aturan maritim internasional dan menegaskan kembali bahwa serangan bersenjata di Pasifik, yang meliputi Laut China Selatan, terhadap angkatan bersenjata Filipina, kapal umum, atau pesawat terbang, termasuk Penjaga Pantai, akan mengaktifkan komitmen pertahanan timbal balik AS di bawah Pasal IV Perjanjian Pertahanan Bersama Filipina AS 1951," katanya.

Pernyataan tersebut datang setelah Filipina menuduh China, Jumat (28/4), melakukan "taktik agresif" di laut saat sebuah kapal penjaga pantai China menghalangi kapal patroli Filipina di area sengketa beting di Laut China Selatan minggu lalu.

Manila dan Beijing masing-masing memiliki klaim terhadap area di Laut China Selatan yang disengketakan.

Sengketa tersebut telah menyebabkan ketegangan terus-menerus antara negara yang bertetangga dalam batas perairan itu. (ant/dil/jpnn)

Pernyataan Amerika Serikat tersebut datang setelah Filipina menuduh China, Jumat (28/4), melakukan taktik agresif di Laut China Selatan


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News