China Terus Dukung Invasi Rusia, Amerika Lontarkan Ancaman Serius

"Kami telah berkomunikasi, dengan sangat jelas, ke Beijing bahwa kami tidak akan berdiam diri," katanya.
"Kami tidak akan mengizinkan negara mana pun untuk memberikan kompensasi kepada Rusia atas kerugiannya [akibat sanksi]," kata Ned Price.
Pada hari Minggu (13/03), waktu setempat, AS mengatakan bahwa Rusia telah meminta peralatan militer Tiongkok untuk membantu "operasi militer khusus".
Rusia membantah telah meminta bantuan militer Tiongkok dan mengatakan kekuatan militer mereka cukup untuk memenuhi semua tujuannya di Ukraina.
Juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok, Zhao Lijian, menggambarkan laporan bahwa Rusia mencari peralatan militer dari Tiongkok sebagai "disinformasi" dari pihak AS.
Pejabat Amerika Serikat dan negara-negara lain berusaha menjelaskan kepada Tiongkok bahwa sikap memihak ke Rusia dapat membawa konsekuensi bagi arus perdagangan, pengembangan teknologi baru, dan dapat menyebabkannya terkena sanksi sekunder.
Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan peningkatan kemitraan strategis "tanpa batas" hanya beberapa minggu sebelum invasi ke Ukraina.
Tiongkok, mitra dagang utama Rusia, telah menolak menyebut tindakan Moskow sebagai invasi.
Amerika Serikat memperingatkan Tiongkok tentang sanksi ekonomi dan isolasi global yang akan dihadapi Beijing jika terus membantu Rusia dalam invasinya ke Ukraina
- Hasil Semifinal Sudirman Cup 2025: China Mengerikan, Jepang Hancur
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS