Christina Sunardi, Dosen Gamelan di University of Washington, Seattle, AS

Beli Gender dari Klaten, Kangen Makan Soto

Christina Sunardi, Dosen Gamelan di University of Washington, Seattle, AS
Christina Sunardi (dua dari kiri) bersama mahasiswi pemenang Her View Jawa Pos di University of Washington, Seattle, AS. Foto : Candra Wahyudi/Jawa Pos

Semangat belajar Christina sungguh besar. Tak hanya di Jogjakarta, dia juga menjelajah beberapa kota di Jawa Tengah serta Jawa Timur untuk menambah ilmu. Lambat laun, pengetahuannya pun meningkat. Dia tak hanya menguasai musik dan tari, tapi juga mulai memahami budaya Indonesia. Hal itu sedikit banyak memengaruhi gaya hidupnya.

Selain bahasa Indonesia, dia menguasai sejumlah kosakata bahasa Jawa. Christina bahkan sangat medok saat berbicara dalam bahasa Indonesia. "Kalau musik, saya banyak dipengaruhi Jogja. Namun, kalau bahasa, saya lebih dekat dengan Jawa Timur," ujarnya.

 

Sayangnya, petualangan Christina di Indonesia tidak berlangsung lama. Krisis ekonomi dan politik yang terjadi di Indonesia memaksanya pulang kampung ke Amerika. Program yang diikutinya berakhir lebih cepat. Namun, kondisi itu tak melunturkan rasa cinta Christina pada Indonesia. Terlebih, hatinya pun sudah tertambat pada seorang pria lokal bernama Sunardi. Jalinan asmara keduanya tumbuh karena sama-sama menggeluti kesenian Jawa.

Setelah krisis berlalu, Christina mendapat kesempatan kembali ke Indonesia. Petualangannya pun berlanjut. Dia memperdalam ilmu gamelan dan menari di sebuah sanggar di Tumpang, Kabupaten Malang. Dia juga sempat belajar menyanyi lagu-lagu Jawa serta beberapa kali tampil sebagai sinden.

Tidak banyak orang yang mau belajar alat musik Jawa alias gamelan. Lebih-lebih di Negeri Paman Sam. Namun, Christina Sunardi berbeda. Selain lihai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News