Cicilan Kredit Rumah di Australia Makin Mahal, Bagaimana Nasib Gubernur Bank Sentral?

Cicilan Kredit Rumah di Australia Makin Mahal, Bagaimana Nasib Gubernur Bank Sentral?
Akibat kenaikan suku bunga berkali-kali yang berdampak pada kenaikan cicilan rumah yang sangat tinggi, banyak konsumen mendesak masa jabatan Gubernur Bank Sentral Australia (RBA) Philip Lowe tidak diperpanjang. (ABC News: Nicholas Haggarty)

Mulai September tahun ini, Amber Daines akan mendapat kejutan besar. Cicilan kredit rumahnya naik dan dia harus menambah AU$3.000 sebulan setelah masa berlaku bunga tetap kreditnya habis. 

Seperti kebanyakan warga Australia yang memiliki cicilan rumah,  Amber sangat kecewa dengan keputusan Bank Sentral Australia (RBA) yang sudah berkali-kali menaikkan suku bunga.

"Kami berani mengambil pinjaman dengan patokan setidaknya dalam tempo tiga tahun suku bunga tidak akan naik," ujarnya kepada ABC.

Patokan yang dimaksud Amber adalah pernyataan Gubernur RBA Dr Philip Lowe pada akhir tahun 2020 dan sepanjang tahun 2021, bahwa suku bunga kemungkinan tidak akan naik hingga tahun 2024.

Faktanya, sejak Mei 2022, RBA telah menaikkan target suku bunga sebesar 400 basis poin, atau 4 poin persentase, hanya dalam waktu satu tahun.

Amber dan suaminya adalah tipikal warga di Australia kelas menengah dengan pekerjaan tetap, yang tadinya yakin bisa mengelola kewajiban keuangan yang mereka hadapi.

Gubernur RBA Dr Lowe meminta maaf kepada warga Australia dan mengatakan dia akan "memilih bahasa yang berbeda" di kemudian hari.

Pembeli tunai tak terdampak

Meski mayoritas pembeli rumah sangat terdampak pada kenaikan suku yang kini di atas 6 persen, namun ada sekelompok konsumen yang tak terpengaruh. 

Pemerintah Australia melakukan evaluasi terhadap bank sentral yang sudah berkali-kali menaikkan suku bunga pinjaman antar bank

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News