Cinta Pengkhianat

Oleh: Dahlan Iskan

Cinta Pengkhianat
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Tentu Anwar bisa berkilah: "Ini bukan pemerintahan Pakatan Harapan. Ini adalah pemerintahan persatuan nasional".

Kursi Pakatan Harapan tidak cukup untuk membentuk pemerintahan sendiri. Harus berkoalisi dengan UMNO. Bahkan juga harus merangkul GPS Serawak. Padahal GPS adalah musuh utama DAP, teman setia Anwar.
Pusing.

Dua tiang utama Anwar, Bersih dan DAP, kini lagi sewot.

Mereka berdalih: Kalaupun terpaksa harus merangkul UMNO, mengapa pilih Zahid Hamidi yang jadi wakil PM? Kok bukan UMNO garis putih atau setidaknya UMNO garis lucu?

Jawaban Anwar membuat rambut kita tiba-tiba putih: "Kita harus belajar dari kesalahan Mahathir Muhammad yang terakhir".

Yang mengucapkan itu bukan Anwar, tetapi juru bicaranya.

Kesalahan Mahathir yang mana?

Kisahnya begini: berkat kerja keras Bersih-DAP-PKR, Pakatan Harapan memenangkan Pemilu 2018. Bisa membentuk pemerintahan sendiri: pemerintahan pertama Pakatan Harapan.

Anwar Ibrahim justru mengangkat simbol korupsi menjadi wakil perdana menteri: Ahmad Zahid Hamidi. Ia ketua UMNO. Ia lagi tersangkut perkara korupsi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News