Cinta Sejati: Aisyah Menanti Setengah Abad, Diwaja Menangis

Cinta Sejati: Aisyah Menanti Setengah Abad, Diwaja Menangis
Suasana pernikahan Lalu Diwaja dengan Aisyah 10 Januari lalu di Desa Suradadi, Kecamatan Terara, Lombok Timur. Foto: Rizal for Lombok Post

Tapi, di kurun waktu selama itu, Aisyah ternyata masih menunggunya dengan setia. Demi merawat cintanya kepada Diwaja, Aisyah bahkan rela menolak pinangan tak cuma satu dua pria.

Bertahan melajang hingga di usianya 65 tahun kini. Dengan risiko digunjingkan. Bahkan dikucilkan keluarga dan tetangga.

”Jodoh saya akan datang. Bukan pria lain, tapi Diwaja,” ujarnya mengulangi yang selalu disampaikannya kepada orang tua dan kerabat di banyak kesempatan.

Dan perjodohan itu akhirnya benar-benar terjadi Rabu pekan lalu (10/1). Mereka menikah di musala Desa Suradadi, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Disaksikan para handai tolan.

Meski sama-sama dilahirkan di Suradadi, pertautan Aisyah dengan Diwaja justru dimulai di Desa Lanci, Dompu, NTB. Diwaja pindah ke desa tersebut dalam rangka transmigrasi.

Sedangkan Aisyah ikut sang kakak berkunjung. ”Di sana saya bertemu suami saya ini. Tepatnya saat dia mencangkul di sawah,” kata Aisyah sembari melirik Diwaja.

Dari mata lalu turun ke sawah, eh hati. Aisyah yang masih 17 tahun saat itu dan Diwaja yang sudah 30 tahun langsung merasa klik.

Semacam cinta pada pandangan pertama. ”Dari sana kami terus terang saling suka,” ujar Diwaja, juga sambil melirik Aisyah yang tersipu malu.

Kisah cinta sejati. Diwaja mengenal dan jatuh cinta pada Aisyah yang usianya saat itu 17 tahun. Tapi baru menikahi Aisyah yang kini sudah 67 tahun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News