City Semakin Sulit Diimbangi, Bergelombang dari Segala Arah

City Semakin Sulit Diimbangi, Bergelombang dari Segala Arah
Pemain Manchester City Phil Foden merayakan gol keempat timnya bersama rekan-rekan satu tim saat menang melawan Liverpool di Stadion Anfield, Liverpool, Inggris, 7 Februari 2021. (Pool via REUTERS/LAURENCE GRIFFITHS)

Setiap kali berada di mulut gawang lawan, empat sampai lima pemain mereka sudah siap menunggu bola dan sedia memanfaatkan peluang setipis apa pun.

Mereka persis Liverpool musim lalu.

Andai saja Liverpool tak kehilangan Virgil van Dijk dan sejumlah pemain pilar, Liga Inggris musim ini mungkin kembali hanya bisa menjadi ajang bertarungnya The Reds dan City seperti dalam tiga musim terakhir.

Kalau pun bisa ditembus lawan, bek-bek mereka yang tangguh yang dikomandani Ruben Diaz dan John Stones, siap menjegal mereka, dalam tempo yang nyaris selalu tepat waktu.

Diaz dan Stones bahkan telah berubah menjadi duet pertahanan paling tangguh di Inggris.

Kedatangan Ruben Diaz ke Stadion Etihad dianggap sama dengan kedatangan van Dijk di Anfield, sama-sama membawa dampak langsung terhadap tim sehingga tim mereka menjadi sangat sulit ditembus, kendati lawan memiliki tim serang yang tajam.

Cuma kebobolan 14 kali dari 22 pertandingan liga adalah buktinya. Tak ada tim Liga Inggris yang kebobolan gol sesedikit itu. Tottenham yang menjadi tim kedua yang paling sedikit kebobolan pun berselisih jauh dengan kebobolan 22 gol.

Sejak takluk 2-5 kepada Leicester pada 27 September 2020, City tidak pernah lagi kebobolan di atas dua gol baik, dalam pertandingan liga maupun pertandingan Liga Champion, Piala Liga dan Piala FA.

Manchester City kini semakin sulit diimbangi di sektor mana pun. Mereka bergelombang dari segala arah.

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News