CSIS Luncurkan Dashboard untuk Memotret Tren Ujaran Kebencian di Twitter

"Sehingga pecah menjadi konflik terbuka yang mengakibatkan banyak korban jiwa," ucapnya.
Karena itu, Philips mengatakan penting bagi peneliti dan pemerintah untuk melihat peningkatan frekuensi ujaran kebencian yang dilakukan berbagai kelompok masyarakat.
Agar dapat segera melakukan mitigasi konflik.
"Dashboard ini berperan untuk memotret tren (ujaran kebencian, red) dan kemudian mendorong rekomendasi-rekomendasi kebijakan," ucapnya.
Seluruh peneliti, termasuk para analis kebijakan yang berada di berbagai kementerian terkait, dapat memanfaatkan data yang ditampilkan di dashboard ujaran kebencian untuk melakukan analisis kebijakan.
"Sehingga dapat memitigasi persoalan terkait hate speech dan konflik sosial maupun politik di Indonesia," katanya.
Dashboard ujaran kebencian saat ini hanya tersedia dalam bahasa Inggris.
CSIS juga masih membatasi fokus ujaran kebencian pada serangan-serangan yang ditujukan ke Ahmadiyah Indonesia, Syiah Indonesia dan etnis Tionghoa-Indonesia.
CSIS meluncurkan dashboard untuk memotret tren ujaran kebencian di platform daring, khususnya Twitter
- 5 Berita Terpopuler: Kabar Gembira, Honorer Non-Database BKN Diusulkan jadi PPPK Paruh Waktu, Daftar Nama Keluar
- Ketua Forum Honorer Bersuara Lantang, Menolak jadi PPPK Paruh Waktu
- BSKDN Kemendagri & Taspen Life Teken Komitmen Perlindungan Sosial bagi ASN
- Honorer 8 Tahun Bekerja Ikut Seleksi PPPK, Dicoret gegara Tergiur Uang Haram
- Persaingan Ketat Seleksi PPPK Tahap 2, Ini Datanya, Tetap Semangat ya
- Dedi Mulyadi Kirim Siswa Bermasalah ke Barak TNI, Komnas HAM: Maksudnya Apa?