CSIS Luncurkan Dashboard untuk Memotret Tren Ujaran Kebencian di Twitter

CSIS Luncurkan Dashboard untuk Memotret Tren Ujaran Kebencian di Twitter
Tangkapan layar Direktur Eksekutif CSIS Philips Vermonte memberi sambutan dalam seminar bertajuk Api dalam Sekam: Fenomena Ujaran Kebencian di Indonesia, yang diselenggarakan secara daring, Rabu. (18/8/2021). ANTARA/Putu Indah Savitri/pri.

Peneliti CSIS Alif Satria menambahkan, meski berangkat dari tiga minoritas tersebut, CSIS memiliki tujuan untuk memperluas cakupan agar dapat menjangkau kelompok etnis Papua, umat Kristen di Indonesia, dan kelompok-kelompok lain yang sering menjadi target ujaran kebencian.

Platform sosial media yang menjadi sumber data dari dashboard ini adalah platform Twitter.

Hal ini didasari hasil penelitian Simon Kemp yang berjudul 'Digital 2020: Indonesia'.

Penelitian Simon menunjukkan bahwa tingkat engagement (keterlibatan, interaksi, dan pengaruh) Twitter menduduki peringkat kedua tertinggi di Indonesia dibanding platform lainnya (Instagram, Facebook, YouTube, dan lain-lain).

Twitter juga menempati peringkat kedua berdasarkan lama durasi kunjungan yang dilakukan oleh pengguna.

Atas temuan-temuan tersebut CSIS menetapkan Twitter sebagai platform yang digunakan untuk mengumpulkan data.

"Tentu saja kami ada keinginan untuk ekspansi ke platform-platform lain," pungkas Alif Satria.(Antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

CSIS meluncurkan dashboard untuk memotret tren ujaran kebencian di platform daring, khususnya Twitter


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News