Curahan Hati Petugas Kesehatan di RS Darurat Corona: Kami Juga Manusia

Curahan Hati Petugas Kesehatan di RS Darurat Corona: Kami Juga Manusia
Kapten Fitdy Eka. Foto: Humas BNPB

jpnn.com, JAKARTA - Salah satu tenaga kesehatan yang bertugas di RS Darurat Corona, Wisma Atlet, Jakarta Pusat, Fitdy Eka merasa bersedih dengan stigma negatif dari masyarakat terhadap para tenaga medis ataupun juru rawat yang berada di garda depan dalam menangani pasien COVID-19.

Menurutnya, seharusnya masyarakat menghapus stigma negatif itu karena para tenaga medis dan juru rawat yang merawat pasien COVID-19 bekerja sesuai protokol kesehatan.

"Kami mohon dengan sangat, kami juga manusia. Yang kami laksanakan juga dengan hati, sehingga mohon terima kami dengan hati," kata Fitdy dalam keterangan resminya di Gedung BNPB Jakarta Timur, Minggu (26/4).

Fitdy merupakan salah satu di antara tenaga kesehatan berlatar belakang militer yang ditugaskan di RS Darurat Corona, Wisma Atlet. Pangkatnya saat ini adalah kapten.

Lebih lanjut Fitdy menceritakan pengalamannya merawat pasien COVID-19. Menurutnya, itulah pengalamannya yang paling sulit selama menjadi tenaga kesehatan.

Kapten Fitdy menjelaskan, para tenaga kesehatan di RS Darurat Corona juga sangat merindukan keluarga mereka. Sebab, sudah hampir dua bulan ini para tenaga medis ataupun juru rawat yang bertugas di RS sementara itu tak bisa bertemu keluarga mereka secara fisik.

"Rekan-rekan yang tidak pulang satu bulan, dua bulan, sangat terbantu dengan media komunikasi saat ini. Di sela kesibukan kami jaga, kami para tenaga medis dalam konteks figur garda terdepan memanfaatkan waktu komunikasi dengan keluarga, video call dengan saudara di rumah atau di kampung," ujar dia.

Oleh karena itu Fitdy mengajak masyarakat sama-sama berperan dalam menghadapi pandemi global itu. Misalnya, masyarakat bisa mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap berada di rumah, rajin mencuci tangan memakai sabun, dan mengenakan masker.

Kapten Fitdy Eka yang bertugas di RS Darurat Corona, Wisma Atlet, Kemayoran merasa bersedih dengan stigma negatif dari masyarakat terhadap para tenaga medis ataupun juru rawat yang berada di garda depan dalam menangani pasien COVID-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News