Curiga Gita Mundur Bagian dari Strategi Demokrat

Curiga Gita Mundur Bagian dari Strategi Demokrat
Curiga Gita Mundur Bagian dari Strategi Demokrat

jpnn.com - JAKARTA - Keputusan Gita Wirjawan melepas jabatannya sebagai menteri perdagangan dicurigai bukan hanya sebagai langkah politik pribadi. Lebih luas lagi, langkah Gita itu diduga bagian dari kepentingan politik Partai Demokrat (PD) untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas.

Menurut Direktur Eksekutif Political Communication Institute, Heri Budianto, keputusan Gita mundur merupakan bagian dari  desain politik bagi dirinya sendiri maupun PD. Heri pun menyebut untung rugi langkah Gita sudah dihitung betul.

Heri mengatakan, dampak positif dari keputusan Gita adalah mendongkrak popularitas dan elektabilitasnya dalam konvensi calon presiden (capres) PD. Gita memang sampai saat ini kalah bersaing dengan peserta konvensi lainnya.

Di sisi lain, kata Heri, keputusan ini juga memberikan pengaruh bagi PD. Yaitu menarik perhatian publik akan konvensi capres partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu. Karenanya Heri yakin SBY selaku presiden akan menyetujui keinginan Gita mundur dari jabatan mendag.

"Saya melihat Presiden SBY akhirnya menyetujui Gita Wirjawan mundur karena bisa jadi akan menguntungkan Demokrat," kata Heri kepada JPNN, Jumat (31/1).

Sedangkan sisi negatifnya, keputusan Gita mundur itu dari segi pemilihan waktu (timing) kurang tepat. Pasalnya, Gita mundur saat ramai polemik terkait impor beras Vietnam yang diduga melibatkan Kementerian Perdagangan. "Nah, akhirnya mundurnya Gita diplesetkan karena soal impor beras," ujar Heri.

Karenanya Heri menyebut langkah Gita akan menjadi blunder di tengah apresiasi yang muncul karena secara gentlemen bersedia mundur. "Negatif karena akan dikaitkan dengan soal impor," tandasnya. (gil/jpnn)

JAKARTA - Keputusan Gita Wirjawan melepas jabatannya sebagai menteri perdagangan dicurigai bukan hanya sebagai langkah politik pribadi. Lebih luas


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News