Cyber Diplomacy: Menjaga Negara via Dunia Maya

Oleh Prof. Dr. Kamaluddin, M.Pd*

Cyber Diplomacy: Menjaga Negara via Dunia Maya
Prof. Dr. Kamaluddin, M.Pd. Foto: dokumentasi pribadi

Ketika bos tentara bayaran Wagner Group Yevgeny Prigozhin mengalami kecelakaan pesawat, akun-akun tersebut -di semua negara- sibuk melakukan “klarifikasi” bahwa Putin tidak terlibat. Selebihnya mereka menyalahkan Prigozhin yang dianggap sebagai pengkhianat negara.

Rusia melakukan penetrasi besar-besaran di medsos karena tidak mendapatkan akses di media mainstream yang dikendalikan AS dan sekutunya.

Hal itu berkebalikan dengan Ukraina yang dengan dukungan Barat menggunakan media-media mainstream, seperti CNN, BBC, Fox News, Euronews, dan sejenisnya, untuk mengimbangi propaganda Rusia di medsos.

Media-media tersebut berkali-kali memberitakan mobilisasi alutsista canggih buatan Barat untuk membantu Ukraina. Sesekali mereka meng-capture keberhasilan pasukan Ukraina dengan dukungan NATO merebut kembali beberapa kota di Ukraina dari pendudukan Rusia.

Apa yang bisa kita pelajari dari perang tersebut?

Perang modern tidak hanya menggunakan tank, rudal, dan roket pihak yang berperang, tetapi juga melibatkan cyber army di dunia maya. Penggunaan cyber army itu untuk kepentingan pembentukan opini skala global yang di-drive melalui internet dan media sosial.

Cyber diplomacy atau juga biasa disebut sebagai digital diplomacy merupakan strategi diplomasi baru yang mulai dikenal sejak 2000-an. Keberadaan internet sebagai “teknologi canggih” memaksa negara-negara besar memodifikasi strategi diplomasinya agar relevan dengan perkembangan zaman.

Definisi & Teori
Ada sejumlah definisi mengenai pendekatan baru tersebut. Misalnya, Fergus Hanson menyebutnya sebagai “the use of the Internet and new information communication technologies to help achieve diplomatic objectives”.

Netizen Indonesia yang dikenal solid (meski terkadang tidak sopan) harus dioptimalkan menjadi cyber army yang kuat untuk mewarnai opini global.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News