Daging Ayam Lab

Oleh: Dahlan Iskan

Daging Ayam Lab
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Anda bisa mengajak banyak orang untuk bersama-sama mendirikan klub. Lalu membangun fasilitas eksklusif untuk anggota saja. Di situ bisa dibangun sekaligus: kolam renang, restoran, karaoke, bar, salon, dan apa saja.

Dengan cara itu maka orang bisa memiliki kolam renang sendiri, restoran sendiri, salon sendiri. Yang dimaksud ''sendiri'' adalah sejumlah anggota yang ada di situ.

Biaya membangun dan membeli tanahnya dari Anda. Atau dari bank. Biaya pemeliharaan, operasi dan cicilan banknya dari iuran bulanan –plus hasil bisnis yang ada di situ.

Pernah ada orang mendirikan klub eksklusif baru di Singapura. Belakangan anggota klub di situ menggugat ke pengadilan.

Penyebabnya: klub menerima anggota terlalu banyak. Sampai 10.000 orang. Bagaimana disebut eksklusif kalau anggotanya 10.000 orang. Penggugat pun menang. Teman saya tadi adalah salah satu yang menggugat itu.

Sebenarnya perusahaan ''peternakan'' ayam tadi bukan perusahaan Singapura. Eat Just, perusahaan itu, dari San Francisco.

Eat Just melihat Singapura bisa dijadikan ''pusat'' ayam lab di dunia. Antara lain karena BPOM di sana sangat nasionalis.

Singapura akhirnya memang memberi izin itu. Akhir tahun lalu. Maka menjelang Natal 2020, dilakukanlah penjualan pertama ayam lab itu. Dalam bentuk makanan siap lahap. Di restoran Klub 1880 tadi.

Acara cicip-cicip itu memberi kepercayaan diri bagi Klub 1880. Maka sejak Januari lalu menu ayam lab itu pun dipermanenkan di situ.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News