Dahlan dan 'Musuh Besarnya'

Oleh Rhenald Kasali

Dahlan dan 'Musuh Besarnya'
Rhenald Kasali. Foto: dokumen JPNN.Com

Di luar itu tentunya ada pertimbangan yang lebih besar, yakni kepentingan untuk kemaslahatan masyarakat.

Pertimbangan seperti inilah yang akhirnya bisa membuat Dahlan kena jerat dalam kasus pembangunan 21 gardu induk listrik. Siapa pemimpin yang tahan mendengar rakyatnya setiap hari mengeluh dengan listrik yang byarpet alias mati hidup.

Maaf, persisnya lebih banyak matinya ketimbang hidupnya. Sudah banyak yang mempersulit, alamak, mafianya minta ampun.

Negeri kita masih mendewa-dewakan SOP. Dalam banyak hal, ini celakanya, SOP kerap saling kait-mengait sejumlah aspek, termasuk kepentingan atau sakit hati.

Misalnya, SOP kerap digunakan untuk mencari-cari kesalahan. Alhasil, kerap hal yang lebih besar dikalahkan oleh kepentingan yang lebih kecil.

Keberpihakan semacam ini ternyata harganya bisa sangat mahal. Harga itulah yang kini harus dibayar oleh Dahlan. Bukan hanya untuk kasus gardu induk, tetapi juga kasus-kasus lainnya, seperti yang tengah ia hadapi di Jawa Timur.

Saya sama sekali tidak percaya kalau Dahlan Iskan didakwa melakukan korupsi atau memperkaya diri sendiri. Dia sudah kaya. Bahwa dia menabrak SOP, mungkin saja.

Tapi, kalau itu untuk kepentingan yang lebih besar, apa salahnya? Hidup di negeri yang mendewa-dewakan SOP membuat kita sering tak bisa menjawab pertanyaan tadi. Maka, jadilah kita hanya bisa mengurut dada. Kok bisa! (*)


Di media ini saya pernah menulis kolom tentang para pemimpin yang “gila”. Misalnya, ada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang saya


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News