Dalai Lama: Pemimpin Tiongkok Tidak Berbudaya

Dalai Lama: Pemimpin Tiongkok Tidak Berbudaya
Dalai Lama mengatakan dia tidak mau lagi terlibat dalam 'kerumitan politik lokal' antara China dan Taiwan. (Reuters: Clodagh Kilcoyne, file)

"Situasinya agak rumit," katanya.

"Kadang saya merasa bahwa sebagai pendeta Buddha sederhana seperti saya, saya tidak ingin terlibat dalam politik yang rumit," katanya sambil tertawa.

Dalai Lama sudah mundur dari politik sejak tahun 2011 namun masih menjadi kekuatan utama dalam usaha mempertahankan tradisi dan budaya Tibet.

Tiongkok menuduhnya sebagai pejuang kemerdekaan Tibet dan sudah tidak menjalankan kontak dengan perwakilan Dalai Lama selama lebih dari 10 tahun.

Dalai Lama mengatakan dia hanya memperjuangkan adanya otonomi lebih besar untuk Tibet dan perlindungan bagi budaya Buddha di sana.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin, mengatakan pintu dialog dengan Dalai Lama 'tetap terbuka' tapi tidak akan mendiskusikan status Tibet.

"Yang harus dilakukan dari pihak Dalai Lama adalah menghentikan posisi untuk memecah belah Tiongkok, menghentikan kegiatan pemisahan diri dan melakukan tindakan nyata untuk mendapatkan kembali kepercayaan dari pemerintah pusat dan warga Tiongkok," kata Wang dalam jumpa pers harian hari Rabu.

Memuji komentar Paul Keating

Dalam jumpa pers tersebut, Wang Wenbin juga mengatakan bahwa pemerintah Australia harus mendengarkan pendapat 'yang objektif dan rasional' mengenai Tiongkok di Australia ketika ditanya mengenai komentar yang dikeluarkan oleh mantan Perdana Menteri Australia Paul Keating.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan pintu dialog selalu terbuka untuk Dalai Lama

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News