Dalami Penggabungan Tol Laut dan Pendulum Nusantara

Dalami Penggabungan Tol Laut dan Pendulum Nusantara
Dalami Penggabungan Tol Laut dan Pendulum Nusantara

JAKARTA -  Tim Transisi terus berupaya mendalami program pendulum nusantara untuk digabung dengan Tol Laut versi Jokowi. Rencananya, dalam dua minggu kedepan Tim Transisi bakal berupaya berkomunikasi dengan Kementerian Perhubungan untuk mengetahui kesamaan antara pendulum nusantara dengan tol laut.
    
Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto menjelaskan, pihaknya akan bertemu dengan Kementerian Perhubungan untuk mengetahui seberapa siap pembangunan pendulum nusantara.

Yang perlu diperdalam adalah soal apakah ada integrasi antara infrastruktur transportasi darat, seperti rel kereta api hingga posisi pasar, sebagai tempat distribusi barang.

"Sesuai hasil pertemuan dengan Wapres Boediono, kami telah menghubungi Kementerian Perhubungan," ujarnya.
    
Selanjutnya, soal keberadaan pelabuhan laut dalam atau deep sea port. Tim Transisi ingin mengetahui apakah ada rencana membangun pelabuhan laut dalam yang terhubung dengan aliran sungai besar, seperti yang ada di Sumatera dan Kalimantan. "Secara umum ini yang akan kami pelajari," tuturnya.
    
Khusus untuk tol laut, ada rencana pembangunan pelabuhan nasional dan regional yang salah satunya dibangun di Papua. Tepatnya, di kepala burung Papua. Pembangunan tersebut ditujukan agar bisa menghubungkan antara kawasan mikronesia dengan Asia Timur.

"Ini arahan besar yang operasional teknisnya kami dalami," ujarnya.
    
Apalagi, lanjut dia, Wakil Presiden Boediono memberikan masukan khusus soal percepatan pembangunan di Papua. Dia menuturkan, bisa dibilang jika pembangunan tol laut ini akan merepresentasikan hak regional dan nasional untuk mendapatkan pemerataan pembangunan. "Kami berupaya memetakan semuanya dalam dua minggu dekepan," jelasnya.
    
Sementara itu Deputi Tim Transisi Akbar Faisal menuturkan, dengan lebih cepatnya pembangunan tol laut, maka akan ada jaminan keadilan distribusi pembangunan dari Aceh hingga Papua.

Lalu, jaminan pemerataan pembangunan yang membuat tidak ada perbedaan antara Indonesia Barat dan Timur. "Ini tujuan utamanya," tuturnya.
    
Jika, beban barang yang sekarang ada di darat bisa dialihkan ke lautan, tentu akan memberikan dampak yang besar. Apalagi, wilayah Indonesia ini 70 persennya merupakan lautan. "Sayangnya, sumbangan pendapatan dari sektor kelautan hanya sekitar 8 persen. Padahal, negara lain sektor kelautan memberikan sumbangan besar. Seperti RRT yang mencapai 38 persen," ujarnya.
    
Rencana yang digagas Jokowi ini, ternyata baru secara bertahap mulai dilakukan pemerintah saat ini.salah satunya, dengan pembanguan pelabuhan berakses nasional dan local. "Kami akan sesuaikan semuanya," janjinya.
      
Pada bagian lain, Dirjen Perhubungan Laut Bobby R Mahamit mengatakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sangat mendukung program tol laut yang digagas oleh pemerintah yang baru. Sebab program itu sama dengan pendulum nusantara yang digagas oleh Kemenhub. "Kami mendukung karena programnya kan hampir sama," jelasnya.
      
Bobby mengatakan untuk mendukung program pendulum Kemenhub akan membangun beberapa pelabuhan dan menambah kapal perintis. Untuk pelabuhan pihaknya menekankan pada revitalisasi pelabuhan. Menurut Bobby program pendulum laut menekankan kecepatan untuk bongkar muat dan penurunan penumpang.
      
Menurut dia nantinya perbaikan pelabuhan akan dimulai di pelabuhan besar. Ada empat pelabuhan seperti Belawan di Medan, Tanjung Priok di Jakarta, Tanjung Perak di Surabaya dan Pelabuhan Makasar.

Pihaknya akan menambah crane, kedalaman laut, tata letak loading dan non loading dan alat kelengkapan yang lain. "Pokoknya pelabuhan harus bertaraf internasional," jelasnya.
      
Setelah itu pihaknya akan memabangun sejumlah dermaga. Tepatnya di Papua dan NTT. Menurut Bobby pembangunan dermaga itu selain untuk melancarkan arus transportasi barang dan manusia juga bisa menambah prekonomian.
      
Sedangkan untuk kapal perintis, Bobby mengatakan akan menambah 14 kapal. Kapal-kapal itu akan melayani rute di Indonesia bagian timur seperti Papua dan NTT.
      
Sementara itu, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan pendulum laut akan akan dilengkapi dengan jaringan multimoda. Seperti bus dan kereta api.

Menurut Bambang ketika pelabuhan terkoneksi akan memudahkan penumpang dan pengusaha yang mengirim barang. "Ketika turun penumpang bisa langsung memilih untuk naik bus atau kereta api," jelasnya. (idr/aph)


JAKARTA -  Tim Transisi terus berupaya mendalami program pendulum nusantara untuk digabung dengan Tol Laut versi Jokowi. Rencananya, dalam dua


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News