Dampak Lokalisasi, Anak PSK Dolly Usia 8 Tahun Kecanduan Seks

Dampak Lokalisasi, Anak PSK Dolly Usia 8 Tahun Kecanduan Seks
Dampak Lokalisasi, Anak PSK Dolly Usia 8 Tahun Kecanduan Seks

Psikolog laki-laki tersebut dipegang-pegang. ”Setelah itu, kami datangkan psikolog perempuan. Bahkan, sekarang kami juga meminta bantuan psikiater,” imbuhnya.

Perilaku Ayu yang demikian itu ternyata didapatkan dari ibunya yang menjadi pekerja seks komersial (PSK) di berbagai lokalisasi di Surabaya. Mulai Dolly, Jarak, hingga Moroseneng. Saat kecil, Ayu tinggal bersama ibunya. Dia juga melihat langsung saat ibunya melayani laki-laki hidung belang.

Pada saat wawancara kemarin, Ayu membeberkan bahwa dirinya terakhir punya lima pacar. Semua sudah dewasa. Mulai tukang becak hingga pekerja biasa. Dia juga kerap diajak menenggak minuman keras. Mulai cukrik hingga bir hitam. ”Rasanya ya sakit di perut dan leher seperti disilet-silet,” kata Ayu seperti ditirukan Nanis.

Nanis menyebutkan, Ayu sudah ditangani selama tiga bulan terakhir. Dia ditempatkan di selter khusus untuk mendapatkan terapi tiap hari oleh psikiater. ’’Kami juga memakai hipnoterapi untuk menangani traumanya,” jelasnya.

Sementara itu, Jelita yang juga masih cukup belia telah bekerja sebagai pemandu karaoke di Moroseneng. Semua itu dilakukan karena dia membutuhkan uang tambahan untuk biaya sekolah. Orang tuanya telah bercerai dan dia tinggal bersama ibunya.

Jelita juga terjerat kasus narkoba dan kini menjalani proses hukum di pengadilan. Karena masih bersekolah, dia pun tidak ditahan, tetapi diawasi ketat petugas bapemas KB. ’’Saya kapok tidak mau lagi bekerja di tempat karaoke,” ujarnya.

Dia menuturkan, pemilik karaoke memaksanya untuk ikut berpesta sabu-sabu sebanyak empat kali. Dia terpaksa mengikuti karena diancam.

Dua kejadian itu membuat tekad Risma semakin bulat untuk menutup lokalisasi di Dolly-Jarak. Wisma yang masih nekat buka akan ditindak tegas. Bagaimana dengan tempat karaoke. ”Kalau tempat karaoke, nanti dilihat izinnya,” ungkapnya.

SURABAYA - Pemkot Surabaya menemukan dua bocah lagi yang terkena dampak buruk keberadaan lokalisasi. Seorang bocah –sebut saja Ayu yang masih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News