Dampak Pandemi Covid-19, Pedagang Pasar Tradisional Harus Melek Teknologi

Dampak Pandemi Covid-19, Pedagang Pasar Tradisional Harus Melek Teknologi
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat menerima Aliansi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSINDO), di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Selasa (30/6/20). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai 14 ribu lebih pasar tradisional yang tersebar di berbagai wilayah sebagai jantung kehidupan ekonomi tak boleh mati beraktivitas akibat pandemi Covid-19. Terhentinya aktifitas pasar tradisional sama saja dengan memberhentikan detak denyut ekonomi rakyat.

Agar aktivitas perdagangan di pasar tradisional tak terhenti, harus ada terobosan baru dari pemerintah. Strategi jangka pendek, misalnya, dengan membatasi aktifitas kunjungan. Sedangkan di jangka panjang, mendorong para pedagang pasar tradisional untuk melek teknologi melalui digitalisasi perdagangan secara virtual.

"Strategi jangka pendek sudah diberlakukan di berbagai daerah dengan membatasi para pedagang pasar tradisional dengan memberlakukan sistem ganjil genap. Di tanggal ganjil, lapak dengan nomor urut ganjil bisa berjualan. Di saat tanggal genap, gantian lapak dengan nomor urut genap yang berjualan. Begitu pun dengan para pembeli yang dibatasi jumlahnya. Dengan demikian pasar tradisional tak perlu ditutup total, melainkan cukup membatasi aktifitas agar tidak menjadi kluster terbesar dalam penyebaran Covid-19," ujar Bamsoet saat menerima Aliansi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSINDO), di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Selasa (30/6/20).

Pengurus APPSINDO yang hadir antara lain Ketua Majelis Pertimbangan Zainal Bintang, Pembina Khairil Hamzah, Ketua Umum Hasan Basri, Sekjen Irwansyah, Sekretaris I Maiya Bella, dan Sekretaris II Rini Ali.

Mantan Ketua DPR RI ini menjelaskan, data survei Badan Pusat Statistik pada tahun 2019 mencatat, dari 16.021 pusat perdagangan yang ada di Indonesia, 88,52 persen atau sekitar 14.182 merupakan pasar tradisional.

Sementara sisanya terdiri dari toko modern sebesar 7,06 persen dan pusat perbelanjaan sebesar 4,42 persen. Jumlah pedagang di pasar tradisional di Indonesia lebih dari 12 juta. Hal ini menandakan besarnya pengaruh pasar perdagangan terhadap geliat perdagangan ekonomi nasional.

"Pandemi Covid-19 telah memaksa seluruh aktifitas pertemuan tatap muka berkurang drastis. Digitalisasi menjadi sebuah keniscayaan. Begitupun terhadap para pedagang pasar tradisional. Pemerintah pusat dan daerah harus mulai menggalakan strategi jangka panjang membina para pedagang pasar agar melek teknologi," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menilai, inisiatif APPSINDO membentuk Lembaga Ketahanan dan Pengembangan Pasar (LEMHASAR) sebagai wadah yang akan mengembangkan potensi para pedagang pasar menuju digitalisasi, patut diapresiasi.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai 14 ribu lebih pasar tradisional yang tersebar di berbagai wilayah sebagai jantung kehidupan ekonomi tak boleh mati beraktivitas akibat pandemi Covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News