Dan, Damai di Bumi!

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Dan, Damai di Bumi!
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

Ungkapan Sayyid Omar menunjukkan potensi kekuatan Islam di negeri-negeri timur. Potensi ini menjadi kekuatan besar kalau sudah bangun dari tidur. ‘’Di Negeri Timur, terdapat banyak raksasa tidur. Salah satu raksasa yang saya maksud adalah Islam. Ia sedang tidur.’’

Ada juga gambaran positif mengenai bangsa Melayu. Semula orang Barat meremehkan bangsa ini. Namun, setelah berinteraksi pandangan itu berubah.

“Betapa berbeda pandangan saya mengenai orang Melayu dahulu dan sekarang, mereka orang terbaik di dunia, gagah, cerdas, bertenggang rasa, lembut, pemaaf, tidak egois, adil, dan terutama ramah. Makin lama saya makin yakin bahwa kita seharusnya mencontoh mereka”.

Dalam novel ini ada tokoh antagonis, seorang misionaris Amerika bernama Waller yang keras kepala, menganggap bangsa Asia bodoh, dan bertekad menyebarkan agama Kristen dengan cara apa pun.

Karakter Waller ini mewakili gambaran orang kulit putih yang congkak dan merasa superior.

Dikisahkan, Charlie yang saat itu sedang berada di Mesir bertemu dengan Sayyid Omar dan Waller. Tujuan mereka kebetulan sama yakni menuju Asia Timur. Karl May bersama Sayyid Omar bertualang ke Asia Timur untuk mengetahui wilayah-wilayah Asia.

Sedangkan Waller berambisi menundukkan seluruh bangsa Asia yang dianggapnya bodoh, kafir, dan penyembah berhala.

Ia tak segan menyerang siapa pun yang tidak menganut agamanya. Waller juga berniat membakar seluruh tempat ibadah di wilayah Asia.

Melalui Dan, Damai di Bumi, Karl May menunjukkan cara pandang bangsa Eropa yang keliru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News