DARDERDOR...! Kisah Tiga Butir Peluru di Palagan Ambarawa

DARDERDOR...! Kisah Tiga Butir Peluru di Palagan Ambarawa
Saat Soedirman dilantik menjadi pimpinan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Foto: Istimewa.

Capit Urang

"Ambarawa harus direbut kembali," tandas Soedirman. "Mengingat jarak kota Ambarawa dengan Yogyakarta, sebagai kota keberadaan Markas Tertinggi Tentara Keamanan Rakyat, yang bila dihitung hanya 95  Km, secara strategi militer sangat berbahaya sekali."

Pernyataan itu disampaikan Soedirman dalam sebuah rapat di rumah Soewito, Carik Desa Klurahan, Selasa Pahing, 11 Desember 1945, malam. 

Untuk merebut Ambarawa taktik yang dipakai jurus supit udang, dalam bahasa Jawa capit urang. Yakni, mendorong musuh, tekan sekuatnya, himpit kanan-kiri dan beri jalan selobang jarum untuk mereka lolos.

Menurut Sarmudji, Soedirman yang akan turun tangan langsung memimpin pertempuran ini juga menegaskan, gerakan model ini harus dilakukan serentak bersama-sama. Penting untuk diketahui, saat itu usia Soedirman 29 tahun. 

Esok paginya, pukul 04.30 serangan dimulai. Jurus capit urang dimainkan. Setelah empat hari bertempur, 15 Desember 1945 tentara Sekutu terdesak dan mundur ke Semarang. Ambarawa berhasil direbut pasukan republik. (wow/jpnn)

SATU di antara beberapa pertempuran legendaris dalam panggung sejarah perang kemerdekaan Indonesia adalah Palagan Ambarawa, 12-15 Desember


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News