Dari Jazirah Arab sampai Ujung Eropa, Erdogan Punya Musuh di Mana-Mana

Dari Jazirah Arab sampai Ujung Eropa, Erdogan Punya Musuh di Mana-Mana
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto: AFP

Erdogan menganggap tindakan koalisi Saudi terhadap Qatar adalah upaya mengganti paksa rezim Doha. Turki kemudian menggelarkan pasukan di Qatar guna mencegah intervensi Saudi-UEA ke Qatar.

Manuver-manuver Turki ini membuat kebanyakan negara termasuk dunia Arab melihat Erdogan sedang menampilkan wajah neo-Ottoman.

Langkah-langkah Turki sendiri cenderung menguatkan dugaan itu, termasuk hal-hal kecil seperti membangkitkan lagi simbol-simbol Ottoman seperti memfungsikan kembali Hagia Sophia sebagai masjid.

Dan ketika Turki yang diklaim tengah mengampanyekan pan-Islamisme menyerukan boikot produk Prancis setelah Macron mengusik kaum muslim menyusul sumpah menjaga sekulerisme Prancis dari serangan radikalisme agama dengan mempertahankan hak mengolok agama, sejumlah pemerintah Arab seperti Saudi dan UEA tak mau masuk terlalu dalam ke wilayah itu.

Dengan sedemikian banyaknya front yang dibuka Erdogan, pernyataan muncul seputar kecukupan energi Turki untuk mengongkosi adventurisme politik luar negerinya yang agresif.

Tapi Erdogan sepertinya memiliki sejumlah kartu truf untuk dimainkan, mulai dari isu dan solidaritas agama, koneksi dengan Rusia dan Tiongkok, atau bahkan solidaritas etnis-etnis Turki dari Semenanjung Anatolia sampai Kaukasus, Asia Tengah, Asia barat daya, dan Xinjiang di Tiongkok.

Erdogan bisa memanfaatkan kesamaan kultural dan bahasa dengan negara-negara Asia Tengah yang kaya energi. Erdogan juga tengah menarik insentif dari jalur pipa gas TurkStream Rusia ke Eropa melalui Turki setelah konflik Rusia-Ukraina mempengaruhi jalur pipa gas Rusia-Eropa via Ukraina.

Uniknya, hubungan Turki-Rusia tidak benar-benar didasari kesalingkepercayaan, sebaliknya lebih kepada menekan potensi konflik, terlebih kedua negara secara historis kerap terlibat berseberangan, termasuk belakangan ini di Suriah dan Nagorno-Karabakh.

Beberapa tahun terakhir Erdogan melancarkan kebijakan luar negeri agresif yang membuatnya punya musuh baru di mana-mana

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News