Dari Makkah Sampai Bandung, Umat Islam Sambut Ramadan di Tengah Pandemi


"Kami telah beralih ke cara inovatif untuk melakukan kegiatan tahunan kami," kata Rohma Ahmed, juru bicara Ramadan Tent Project ketika diwawancara ABC.
"Metode online telah membuka akses bagi individu untuk terhubung dengan ratusan orang lainnya untuk berbuka puasa bersama secara virtual."
Rohma mengatakan pihaknya akan menyiarkan adzan Maghrib secara langsung, mengundang para pembicara tamu, dan menyediakan platform melakukan iftar bersama.
"Kami mengimbau orang-orang agar selama physical distancing [menjaga jarak] untuk manfaatkannya sebagai momen refleksi diri, dan membangun kembali keimanan dan ketakwaan, serta rasa kemanusiaan mereka."
Imbauan di tengah pandemi COVID-19 juga berdampak pada pasar malam di daerah Lakemba, yang berjarak 30 menit dari kota Sydney, Australia, yang biasanya digelar selama Ramadan.
Begitu juga dengan nasib pasar malam di bulan Ramadan di negara lainnya, seperti di Indonesia, Malaysia, Brunei dan Singapura, yang harus tutup karena pandemi virus corona.
Awal April lalu Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah melarang mudik, terutama ke tempat-tempat yang sudah ada kasus COVID-19.
Pandemi virus corona akan mengubah perayaan bulan Ramadan bagi 1,8 miliar umat Islam di seluruh dunia
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka
- Tentang Hari Anzac, Peringatan Perjuangan Pasukan Militer Australia